CILEGON, RUBRIKBANTEN — Wali Kota Cilegon Robinsar mengambil langkah tegas dengan menginstruksikan Dinas Satpol PP bersama Kecamatan Ciwandan membongkar puluhan bangunan liar (bangli) di sepanjang Jalan Lingkar Selatan (JLS), tepatnya di wilayah Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan. Penertiban dilakukan karena bangli tersebut menutup saluran air dan menjadi salah satu penyebab utama banjir.
Sedikitnya 32 bangunan liar yang berdiri di atas trotoar dan saluran drainase dibongkar paksa. Akibat hujan deras yang terjadi sejak malam hingga pagi hari, genangan air melanda sejumlah titik di Kecamatan Ciwandan, termasuk JLS, dengan ketinggian air di beberapa lokasi hampir mencapai lutut orang dewasa.
Genangan tersebut menyebabkan sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat mogok serta menghambat aktivitas warga, khususnya mereka yang hendak berangkat kerja. Mengetahui kondisi itu, Robinsar langsung turun ke lokasi untuk meninjau titik genangan air.
Di lokasi, Robinsar menegaskan bahwa pembongkaran bangli merupakan bagian dari tahapan penertiban yang telah diawali dengan pemberitahuan resmi.
“Kita sudah bersurat kurang lebih 10 hari terakhir. Ini bentuk tahapan-tahapan. Hari ini memang sudah mulai kita bongkar karena bangunan di sini mengganggu jalur air, menutup drainase, sehingga sedimen tidak bisa diangkat. Langkah ini untuk meminimalisir banjir,” ujar Robinsar.
Ia menegaskan seluruh bangunan liar yang tidak memiliki izin dan mengganggu aliran air akan ditindak tegas.
“Semuanya, yang mengganggu jalur aliran air akan kita bongkar,” tegasnya.
Menurut Robinsar, penertiban ini dilakukan agar penanganan banjir, khususnya di kawasan JLS dan Kecamatan Ciwandan, dapat berjalan optimal dan genangan air tidak terus berulang saat hujan turun.
“Kita ambil langkah-langkah agar di wilayah lingkar selatan, khususnya Ciwandan, tidak ada lagi genangan air,” ucapnya.
Selain itu, Robinsar juga menginstruksikan Camat Ciwandan untuk berkoordinasi dengan aparat penegak hukum guna melakukan pengawasan berkelanjutan agar tidak ada lagi bangunan liar yang berdiri di atas saluran air dan trotoar.
Sementara itu, Camat Ciwandan Agus Ariadi menyebutkan terdapat beberapa titik rawan genangan air, di antaranya di jalur menuju Anyar, tepatnya di depan Pelindo, Indorama, dan Chandra Asri.
Menurut Agus, banjir di JLS kerap terjadi akibat penyempitan saluran air yang diperparah dengan keberadaan bangunan liar.
“Karena itu dibutuhkan kesadaran dan kebersamaan dalam mengantisipasi banjir. Ke depan, pengawasan akan kita lakukan secara simultan,” pungkasnya.
Penertiban bangunan liar ini diharapkan menjadi langkah edukatif bagi masyarakat untuk tidak mendirikan bangunan di atas fasilitas umum dan saluran air, demi keselamatan bersama serta mencegah banjir berulang di Kota Cilegon.















