CILEGON, RUBRIKBANTEN — Upaya melawan lupa terhadap warisan budaya lokal kembali dilakukan di Kota Cilegon. Tim Penulis Sanggar Belajar Al Bantani (AJB Foundation) resmi mengangkat kisah “Sate Cibeber” menjadi cerita rakyat tertulis, Senin (29/12/2025). Langkah ini menegaskan bahwa kuliner bukan sekadar urusan rasa, melainkan identitas, sejarah, dan jati diri masyarakat Cibeber.
Cerita rakyat Sate Cibeber merekam perjalanan panjang tradisi kuliner yang hidup secara turun-temurun. Melalui narasi historis dan kultural, kisah ini menggambarkan bagaimana tradisi memasak sate—khususnya sate bebek—menjadi simbol kebersamaan, kearifan lokal, dan ikatan sosial warga Cibeber.
Koordinator Tim Penulis Sanggar Belajar Al Bantani (AJB Foundation), H. Saiful Maxhaoni, mengatakan penulisan cerita rakyat ini merupakan ikhtiar mendokumentasikan budaya lisan yang selama ini hanya diwariskan dari mulut ke mulut.
“Jika tidak ditulis, cerita seperti ini berpotensi hilang. Kami ingin generasi muda Cilegon mengenal budayanya sendiri, bukan hanya lewat rasa sate, tapi juga melalui sejarah dan nilai yang menyertainya,” tegasnya.
Langkah tersebut mendapat apresiasi dari pelaku usaha kuliner lokal. Babay Suhemi, owner Sate Bebek Nong Viny di Kubang Laban, Kecamatan Jombang, menilai pengangkatan Sate Cibeber sebagai cerita rakyat adalah bentuk penguatan ingatan kolektif masyarakat.
Menurutnya, tradisi boten ngebul—membakar sate saat perayaan hari besar keagamaan—bukan sekadar kebiasaan memasak, melainkan ritual sosial yang telah mengakar kuat di tengah warga Cibeber.
“Bagi wong Cibeber, kalau hari besar tapi boten ngebul itu boten afdol. Ini tradisi leluhur yang jadi ciri khas kami,” ujarnya.
Babay menambahkan, proses menyiapkan hingga menyantap sate menjadi ruang kebersamaan yang mempererat hubungan keluarga dan lingkungan. Karena itu, pendokumentasian cerita rakyat berbasis kuliner dinilai penting agar generasi muda memahami makna budaya di balik setiap tusuk sate.
“Kalau sudah ditulis, orang tahu bahwa sate Cibeber bukan sekadar dagangan. Ini warisan budaya Cilegon,” tegasnya.
Sementara itu, H. Ahdi Zukhruf Amri dari Sanggar Belajar Al Bantani (AJB Foundation) menegaskan bahwa cerita rakyat Sate Cibeber merupakan bagian dari program besar penyusunan arsip budaya lokal Cilegon. Ke depan, tim penulis akan terus mengangkat kisah-kisah kampung, kuliner, dan tradisi masyarakat yang selama ini luput dari dokumentasi.
Dengan lahirnya cerita rakyat Sate Cibeber, masyarakat diharapkan semakin sadar bahwa kuliner lokal adalah bagian penting dari sejarah dan identitas Kota Cilegon—warisan berharga yang tidak boleh putus oleh zaman.















