RUBRIKBANTEN — Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi turun langsung ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali, Senin (29/12), untuk memastikan kesiapan layanan penyeberangan menghadapi lonjakan pergerakan penumpang pasca Tahun Baru dalam periode Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Kunjungan ini dilakukan menyusul prediksi puncak pergerakan penumpang pada malam pergantian tahun, serta puncak arus balik yang diperkirakan terjadi pada 3–4 Januari 2026 di lintasan strategis Gilimanuk–Ketapang.
Didampingi Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryo dan Direktur Utama Jasa Marga Rivan A. Purwantono, Menhub menegaskan bahwa secara umum penyelenggaraan Angkutan Natal 2025 berjalan sesuai harapan. Ia menyebut kelancaran dan keamanan layanan penyeberangan Bali–Jawa tidak lepas dari kesiapan operator dan solidnya sinergi lintas sektor.
“Transportasi, khususnya penyeberangan Gilimanuk–Ketapang, terpantau berjalan aman dan lancar. Namun kondisi ini harus terus dijaga hingga arus balik berakhir,” tegas Menhub.
Dalam arahannya, Dudy Purwagandhi menekankan empat poin krusial yang wajib menjadi perhatian ASDP dan seluruh pemangku kepentingan. Pertama, keselamatan pelayaran harus menjadi prioritas utama di atas kepentingan lainnya. Kedua, kolaborasi antarinstansi—mulai dari regulator, operator, aparat keamanan hingga pemerintah daerah—harus terus diperkuat.
Ketiga, Menhub mengingatkan agar setiap detail operasional menjadi bahan evaluasi, khususnya berkaca dari insiden kecelakaan KMP Tunu pada Juli 2025 agar tidak terulang. Keempat, kewaspadaan tinggi terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan berisiko langsung terhadap keselamatan pelayaran.
Menindaklanjuti arahan tersebut, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan penuh layanan penyeberangan lintasan Gilimanuk–Ketapang. Berbagai skema antisipatif telah disiapkan guna menjaga kelancaran, keselamatan, dan kenyamanan pengguna jasa di tengah tingginya mobilitas libur akhir tahun.
Senior General Manager Regional III ASDP, Capt. Luthfi Adi Subarkah, menyampaikan bahwa kesiapan operasional didukung oleh armada dan infrastruktur yang memadai. Sebanyak 55 unit kapal disiagakan, didukung 17 dermaga di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk, lengkap dengan buffer zone serta sistem delaying untuk mengurai kepadatan kendaraan.
“Pada kondisi puncak, kapasitas angkut dapat dioptimalkan hingga 32 kapal dengan dukungan dermaga alternatif Bulusan serta pola time based berthing guna mempercepat bongkar muat,” jelasnya.
Berdasarkan data Posko Nataru 2025, pergerakan penyeberangan di lintasan Gilimanuk–Ketapang masih dalam kondisi terkendali. Pada periode H-10 hingga H+2 Natal, tercatat 83.146 unit kendaraan menyeberang dari Gilimanuk, meningkat sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan jumlah penumpang mencapai 283.127 orang.
Sementara dari Pelabuhan Ketapang, tercatat 81.916 unit kendaraan dengan total penumpang 302.181 orang. Secara kumulatif, lebih dari 165 ribu kendaraan dan sekitar 585 ribu penumpang telah dilayani di kedua arah lintasan, mencerminkan tingginya mobilitas masyarakat selama libur akhir tahun.
Selain kesiapan sarana, ASDP juga memperkuat koordinasi lintas instansi dalam Posko Nataru, termasuk kepolisian, BPTD, KSOP, dan pemerintah daerah. Pemantauan tiket melalui sistem Ferizy dilakukan secara real time untuk memastikan distribusi arus kendaraan tetap seimbang dan respons cepat dapat diambil jika terjadi lonjakan kepadatan.
“Keselamatan dan kelancaran layanan adalah fokus utama kami. Dengan dukungan seluruh pihak, kami optimistis penyeberangan Gilimanuk–Ketapang selama Nataru berlangsung aman, tertib, dan terkendali,” pungkas Capt. Luthfi.















