CILEGON, RUBRIKBANTENn – Gelombang kecaman terhadap aksi brutal aparat kepolisian kembali mencuat. Kali ini, Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC) mengecam keras tindakan represif oknum kepolisian yang melindas seorang driver ojek online (ojol) hingga meninggal dunia saat aksi demonstrasi di Jakarta.
Dalam pernyataan sikap resminya, IMC menilai tindakan tersebut bukan hanya mencederai rasa keadilan, tetapi juga memperlihatkan wajah kelam aparat yang seharusnya menjadi pengayom rakyat.
“Kami memandang tindakan pelindasan yang dilakukan oleh oknum kepolisian terhadap ojek online sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang sekaligus mencederai prinsip keadilan. Aparat yang seharusnya hadir sebagai pelindung, justru menambah luka sosial dengan sikap represifnya,” tegas Ketua PP IMC, Ahmad Maki.
IMC menilai driver ojek online merupakan bagian dari rakyat kecil yang berjuang demi keluarga. Kekerasan terhadap mereka, menurut mahasiswa, menunjukkan ketidakpekaan aparat terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Mahasiswa Cilegon Layangkan Tiga Tuntutan
Dalam sikap tegasnya, IMC menyampaikan tiga poin tuntutan:
- Mendesak Kapolri untuk menindak tegas oknum polisi yang bertindak represif.
- Menuntut institusi kepolisian melakukan evaluasi internal agar aparat lebih humanis dalam menjalankan tugas.
- Mengingatkan aparat penegak hukum agar menjunjung tinggi nilai demokrasi, HAM, dan amanat reformasi.
IMC menegaskan, segala bentuk kekerasan aparat tidak bisa ditolerir dan harus dihentikan.
“Mahasiswa akan selalu berdiri bersama rakyat, menolak segala bentuk kekerasan dan intimidasi aparat. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!” tutup Ahmad Maki dalam pernyataannya.















