CILEGON, RUBRIKBANTEN – Selama enam bulan terakhir di tahun 2025, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Cilegon telah menangani 60 kejadian kebakaran yang mayoritas disebabkan oleh konsleting listrik akibat penggunaan kabel tidak standar dan colokan bertumpuk.
Komandan Pleton (Danton) DPKP Cilegon, Tubagus Hujaemi, mengungkapkan bahwa peristiwa kebakaran yang terjadi sejak Januari hingga awal Agustus 2025 sebagian besar dipicu oleh kelalaian masyarakat dalam hal instalasi listrik.
“Kebanyakan kasus karena konsleting listrik. Misalnya, satu colokan dipakai untuk lima perangkat sekaligus. Ini jelas membahayakan,” tegas Tubagus, Senin (4/8/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa banyak masyarakat masih menggunakan kabel listrik yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), yang membuat risiko konsleting semakin besar.
“Warga harus pakai kabel SNI. Kalau kabelnya asal-asalan, colokannya bertumpuk, konsleting itu tinggal menunggu waktu,” tambahnya.
Selain konsleting listrik, kebakaran juga disebabkan oleh ledakan tabung gas dan kebakaran lahan ilalang. Namun, konsleting tetap menjadi faktor dominan.
Sebagai perbandingan, pada tahun 2024 lalu, DPKP Cilegon mencatat sebanyak 169 kejadian kebakaran, yang juga didominasi oleh penyebab serupa.
Tubagus pun mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama saat menggunakan alat listrik dan memasak.
“Kami minta masyarakat tidak meninggalkan kompor menyala saat memasak. Banyak kasus kebakaran terjadi karena kelalaian ibu-ibu di dapur. Tabung gas bisa meledak kalau tidak diawasi,” ujarnya.
Imbauan Damkar Cilegon untuk Warga:
- Gunakan kabel listrik berstandar SNI
- Jangan gunakan satu colokan untuk banyak perangkat
- Jangan tinggalkan kompor saat memasak
- Waspadai tumpukan kabel dan sambungan tidak aman
Keselamatan rumah dan keluarga, lanjut Tubagus, bisa dimulai dari kesadaran kecil dalam penggunaan listrik dan gas secara bijak. “Kalau kita abai, dampaknya bisa fatal,” pungkasnya.















