CILEGON, RUBRIKBANTEN — Forum Wartawan Kebudayaan (FORWARD) menggelar Rapat Kerja Akhir Tahun sebagai ruang evaluasi sekaligus peneguhan arah organisasi dalam memperkuat jurnalisme kebudayaan yang kontekstual dan inklusif. Kegiatan ini menegaskan bahwa kebudayaan tidak boleh dipersempit hanya pada seni dan tradisi, melainkan harus dipahami sebagai fondasi seluruh praktik kehidupan.
Ketua FORWARD, Rizal Arif Baihaqi, menegaskan bahwa kebudayaan merupakan dasar cara berpikir dan bertindak manusia dalam berbagai sektor. Oleh karena itu, jurnalisme kebudayaan dituntut hadir secara kritis di berbagai bidang, mulai dari politik, ekonomi, industri, hingga olahraga.
“Bagi FORWARD, kebudayaan adalah cara membaca realitas. Setiap praktik sosial—politik, ekonomi, bahkan olahraga—adalah praktik kebudayaan yang harus dikaji secara kritis dan kontekstual,” ujar Rizal, Selasa (30/12/2025).
Ia menambahkan, FORWARD tidak hanya menjadi wadah berhimpun wartawan, tetapi juga ruang temu lintas latar belakang keilmuan yang disatukan oleh perspektif kebudayaan sebagai pisau analisis bersama.
Sementara itu, Ketua Bidang Program FORWARD, Yosep Aulia Rahma, menyampaikan bahwa rapat kerja akhir tahun menjadi titik penting untuk mematangkan arah program agar lebih terukur dan berdampak bagi masyarakat.
“Rapat kerja ini bukan sekadar evaluasi, tetapi proses pematangan gagasan agar program FORWARD ke depan lebih kolaboratif, relevan, dan menjawab kebutuhan masyarakat kebudayaan,” jelas Yosep.
Menurutnya, penguatan program lintas sektor menjadi fokus utama agar jurnalisme kebudayaan mampu menjangkau isu-isu strategis tanpa tercerabut dari nilai dan etika kebudayaan.
Melalui rapat kerja ini, FORWARD menegaskan komitmennya untuk terus membuka ruang kolaborasi dengan berbagai pihak serta mendorong kebudayaan agar tetap hidup, kritis, dan berdaya guna di tengah dinamika zaman.















