Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BeritaDaerahKementerianKesehatanKota CilegonNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanPolitikSosial

Jangan Tunggu Viral! Lindungi Perempuan dan Anak dari Predator Berkedok Pendidik

241
×

Jangan Tunggu Viral! Lindungi Perempuan dan Anak dari Predator Berkedok Pendidik

Sebarkan artikel ini

CILEGON, RUBRIKBANTEN –Perempuan dan anak-anak terus menjadi kelompok paling rentan dalam pusaran kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi. Namun ironisnya, hingga hari ini penanganan terhadap kasus-kasus tersebut masih jauh dari kata tuntas. Suara lantang pun datang dari Rully Kusumawardhani, seorang pegiat sosial dan aktivis kemanusiaan di Kota Cilegon, yang menyerukan aksi nyata dari semua pihak.

“Ini bukan sekadar urusan hukum. Ini soal kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan negara terhadap korban,” tegas Rully dalam pernyataannya yang menggugah.

Menurutnya, negara perlu segera menghadirkan regulasi perlindungan perempuan dan anak yang lebih tegas dan berani. Bukan hanya sekadar hukuman ringan atau celah hukum yang membuat pelaku bebas berkeliaran, tapi sanksi tegas yang memberikan efek jera serta pemulihan menyeluruh bagi korban.

“Trauma korban bukan luka sementara. Bahkan bisa menetap seumur hidup. Jangan biarkan mereka kembali berhadapan dengan pelaku. Itu menyayat luka yang belum sembuh,” katanya.

Yang paling dikecam oleh Rully adalah keberadaan pelaku kekerasan seksual yang masih diizinkan mengajar atau mendidik. Menurutnya, siapa pun yang pernah melakukan pelecehan atau kekerasan terhadap perempuan dan anak, apalagi seorang pendidik, tidak layak lagi berada di lingkungan pendidikan.

Baca juga:  Perceraian di Cilegon Membludak! Ibu Rumah Tangga Jadi Pengaju Terbanyak, Perselisihan Jadi Pemicu Utama

“Ini bukan soal stigma, ini peringatan! Profesi pendidik adalah tempat perlindungan, bukan sarang luka,” tegasnya penuh amarah.

Rully juga menyoroti lambannya respons aparat dan lembaga pendidikan dalam menangani laporan. Ia mendesak penanganan cepat, transparan, dan berpihak kepada korban, tanpa harus menunggu kasus tersebut viral terlebih dahulu.

Tak kalah penting, ia menekankan perlunya sistem pengaduan yang mudah diakses, aman, dan ramah terhadap korban. Menurutnya, korban harus merasa dilindungi sejak detik pertama keberanian mereka untuk bersuara muncul.

Pesan penting juga disampaikan kepada para orang tua. “Pedulilah terhadap lingkungan anak-anak. Jangan tutup mata. Waspadai semua ruang, mulai dari rumah, sekolah, tempat les, bahkan tempat ibadah,” katanya.

Di akhir pesannya, Rully menegaskan bahwa perlindungan terhadap perempuan dan anak adalah harga mati.

“Tak ada tawar-menawar dalam hal ini. Di balik setiap korban, ada masa depan yang hancur. Dan di balik setiap pembiaran, ada masyarakat yang gagal melindungi yang paling lemah.”

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten