SERANG, RUBRIKBANTEN – Gubernur Banten Andra Soni menyerukan gerakan besar konservasi pesisir dengan menegaskan bahwa penanaman mangrove tidak boleh berhenti sebagai ajang seremoni. Hal tersebut disampaikan saat menghadiri peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) 2025 di Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Jumat (28/11/2025).
Dalam kegiatan penanaman delapan ribu pohon mangrove tersebut, Andra Soni menekankan pentingnya pemantauan dan pemeliharaan jangka panjang agar bibit yang ditanam tidak hilang begitu saja.
“Saya harap banyak pihak terlibat untuk kembali mengonservasi wilayah mangrove. Kegiatan ini tidak boleh hanya sekadar seremonial. Harus ditanam dengan cara yang baik, lalu setahun kemudian kita tengok kembali,” tegas Andra.
Ia mengkritisi fenomena yang sering terjadi, di mana bibit mangrove tersapu arus hanya beberapa hari setelah ditanam akibat teknik penanaman yang kurang tepat serta minimnya pengawasan.
“Makanya, setelah penanaman delapan ribu pohon ini, kita harapkan jumlahnya tidak berkurang,” tambahnya.
Gubernur menjelaskan bahwa gerakan menanam pohon merupakan ikhtiar sederhana namun berdampak besar bagi masa depan lingkungan. Ia memaknai kegiatan ini sebagai ibadah sosial yang manfaatnya dapat mengalir untuk generasi mendatang.
“Semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi amal jariah dan terus memberikan manfaat bagi alam serta masyarakat,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemprov Banten juga memberikan apresiasi kepada PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten atas peran aktifnya dalam pelestarian lingkungan.
Andra menilai PLN tidak hanya berkontribusi dalam menyediakan energi listrik dengan rasio elektrifikasi mencapai 99,9 persen di Provinsi Banten, tetapi juga menghadirkan “energi kehidupan” melalui berbagai program penghijauan dan pemberdayaan masyarakat.
General Manager PLN UID Banten, Muhamad Joharifin, mengatakan bahwa aksi penanaman mangrove ini merupakan bentuk komitmen PLN dalam menjaga ekosistem pantai, sekaligus memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia.
“Lokasi penanaman dipilih berdasarkan prioritas pertahanan keanekaragaman hayati dan keselamatan manusia. Jenis mangrove yang ditanam yaitu Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata,” jelas Joharifin.
Ia menambahkan bahwa keberadaan hutan mangrove memiliki fungsi ekologis yang sangat penting, seperti melindungi pantai, mencegah abrasi serta intrusi air laut, menjadi habitat biota air, hingga menyerap karbon.
“Kawasan mangrove juga bisa menjadi sumber pangan dan memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai wisata dan rekreasi masyarakat,” tutupnya.















