CILEGON, RUBRIKBANTEN – PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Cilegon Mandiri (BPRS CM) mencatat penurunan aset sebesar Rp2 miliar dalam setahun terakhir. Jika pada tahun lalu total aset bank daerah ini mencapai Rp150 miliar, per hari ini tercatat tersisa sekitar Rp148 miliar.
Direktur Bisnis BPRS CM, Yoyo Hartoyo, mengakui adanya penurunan tersebut. Menurutnya, hal itu terjadi akibat penarikan dana cukup besar dari salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang menjadi nasabah institusi mereka.
“Memang aset kami sedikit menurun karena BUMD besar melakukan penarikan dana yang cukup signifikan,” ujar Yoyo saat ditemui, Selasa (19/3).
Meski begitu, pihaknya tetap optimis untuk menjaga kinerja dan mendorong pertumbuhan ke depan, dengan strategi utama membangun kepercayaan masyarakat. “Kunci utama kami adalah menghimpun dana masyarakat. Kami terus melakukan sosialisasi, meyakinkan masyarakat bahwa menabung di BPRS CM aman dan bermanfaat,” tegasnya.
Di tengah isu perekonomian nasional yang dikabarkan sedang melemah, BPRS CM justru menguatkan fokus pada pembiayaan sektor-sektor yang dianggap tahan terhadap gejolak ekonomi, baik global maupun nasional. Yoyo memastikan bahwa pembiayaan yang diberikan tetap bersifat amanah dan menyasar kebutuhan konsumtif yang risikonya terukur.
“Kami tidak asal menyalurkan pembiayaan. Fokus kami di sektor yang aman, dengan sumber pengembalian yang jelas dan terukur. Itu strategi kami agar tetap bertahan di situasi ekonomi seperti sekarang,” tambah Yoyo.
BPRS CM berkomitmen untuk terus meningkatkan size asetnya melalui penghimpunan dana masyarakat. Dengan strategi pembiayaan yang selektif dan pelayanan berbasis kepercayaan, BPRS CM optimis dapat menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
