CILEGON, RUBRIKBANTEN – Wali Kota Cilegon, Robinsar, kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik dan kesiapsiagaan daerah terhadap situasi darurat. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Robinsar menyoroti pentingnya optimalisasi pendapatan daerah dan penambahan belanja modal, termasuk pelayanan berbasis digital dan aset penunjang operasional.
“Memang ada beberapa hal yang patut kita apresiasi, seperti capaian dalam optimalisasi pendapatan. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita memperkuat pelayanan melalui penambahan modal dan belanja modal,” ujar Robinsar.
Ia mengungkapkan bahwa saat ini, Pemkot Cilegon tengah menghadapi keterbatasan infrastruktur dalam menangani kondisi darurat. Sebagai contoh, dalam insiden cuaca ekstrem dua minggu lalu yang menyebabkan banyak pohon tumbang, hanya terdapat tiga unit mobil ring dan dua seksi operasional yang aktif menangani. Padahal, terdapat enam titik kejadian yang membutuhkan penanganan cepat.
“Kami sering kali mengalami kendala di lapangan karena kekurangan alat dan kendaraan. Maka dari itu, penambahan belanja modal menjadi sangat krusial untuk menunjang kinerja OPD, khususnya yang langsung bersentuhan dengan pelayanan masyarakat,” katanya.
Dalam menghadapi perubahan fiskal yang terbatas, Robinsar menegaskan bahwa melalui APBD Perubahan 2025 dan reguler 2026, Pemkot akan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan dan pengadaan aset strategis, seperti bangunan sekolah, peralatan kebencanaan, dan fasilitas digitalisasi layanan.
“Kami tidak hanya mendengarkan, tapi juga akan merealisasikan. Ini semua demi meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat. Digitalisasi dan konsolidasi sistem juga menjadi fokus agar pendapatan daerah bisa dimaksimalkan melalui potensi pajak dan kontribusi lain,” tambahnya.
Dengan langkah tegas ini, Pemkot Cilegon di bawah kepemimpinan Robinsar siap mengakselerasi pembangunan infrastruktur pelayanan publik yang lebih kuat, responsif, dan berkelanjutan. (*)















