CILEGON, RUBRIKBANTEN – Fenomena pemutusan aliran listrik oleh PLN di Masjid Agung Nurul Ikhlas, Cilegon, menjadi perbincangan hangat yang mengguncang masyarakat. Ketua Pengurus Prima DMI Kota Cilegon, Agung Rizky, menilai langkah ini sebagai pukulan telak bagi warga Cilegon, mengingat masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol dan referensi penting bagi kota Cilegon.
Agung Rizky mengungkapkan bahwa Masjid Agung Nurul Ikhlas telah lama menjadi ikon Kota Cilegon. Pemutusan listrik tersebut menggambarkan adanya ketidakpedulian terhadap rumah ibadah yang sangat berperan dalam kegiatan sosial dan keagamaan masyarakat.
“Masjid Agung Nurul Ikhlas adalah pusat kegiatan umat, bukan hanya tempat salat, namun juga banyak program sosial yang dilaksanakan di sini. Apa yang terjadi ini menunjukkan bahwa pemerintah kota tidak cukup perhatian terhadap keberlanjutan operasional masjid-masjid di Cilegon,” tegas Agung Rizky.
Sebagai pengurus DMI, yang kegiatannya banyak berlangsung di masjid, ia menyebutkan bahwa insiden ini menambah daftar panjang ketidakpedulian terhadap rumah ibadah yang seharusnya mendapat perhatian khusus. Agung Rizky pun mendorong Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cilegon untuk segera mengeluarkan payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) atau Peraturan Wali Kota (Perwal) yang dapat memberikan insentif, seperti bantuan pembayaran listrik, untuk mendukung keberlanjutan operasional masjid-masjid di Cilegon.
“Ini adalah saat yang tepat untuk memastikan masjid-masjid tidak terhambat oleh masalah teknis yang seharusnya bisa diatasi. Kami mendesak DPRD untuk bertindak demi kebaikan umat,” pungkas Agung Rizky. (Har/RB)
