Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaBisnisDaerahEkonomiKementerianKota CilegonNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanPolitikSosial

Puluhan Pekerja Keluhkan Upah dan BPJS Mangkrak, Husen Saidan Diminta Turun Tangan

372
×

Puluhan Pekerja Keluhkan Upah dan BPJS Mangkrak, Husen Saidan Diminta Turun Tangan

Sebarkan artikel ini

CILEGON, RUBRIKBANTEN – Puluhan pekerja yang tergabung dalam serikat dan individu dari berbagai perusahaan pelayaran, khususnya PT Sarana Master Penyebrangan, mengadu kepada Ketua LSM Gappura Banten, Husen Saidan, terkait masalah upah yang belum dibayarkan serta kelalaian perusahaan dalam memenuhi kewajiban jaminan sosial pekerja.

Perwakilan pekerja, Feri, mengungkapkan bahwa banyak rekan-rekannya belum menerima gaji kedua serta tidak memiliki jaminan sosial ketenagakerjaan meskipun sudah bertahun-tahun bekerja. “Ada yang sudah lebih dari 10 tahun kerja tapi tidak punya BPJS Ketenagakerjaan. Bahkan ada yang sakit hingga meninggal dunia, tidak sempat mendapat perawatan karena BPJS baru aktif setelah yang bersangkutan wafat,” ungkap Feri.

Salah satu contoh tragis disampaikan adalah almarhum Joko, seorang masinis kapal yang wafat dini hari akibat sakit. “BPJS Kesehatan baru aktif jam 12 siang, padahal beliau sudah meninggal pagi hari,” tambahnya.

Semangat untuk memperjuangkan hak terus disuarakan oleh karyawan kapal feri dan darat lainnya. Mereka meminta Husen Saidan membantu menjembatani dengan pihak perusahaan agar hak-hak pekerja, terutama gaji dan jaminan sosial, segera dikeluarkan.

Baca juga:  Mudik Lebaran Berbarengan dengan Nyepi, ASDP dan Korlantas Siapkan Strategi Atasi Kepadatan

Tak hanya persoalan BPJS, para pekerja juga mengeluhkan soal upah yang jauh di bawah UMK. “Kami melamar di Merak, kerja di Cilegon, tapi hanya dibayar Rp2.800 per hari,” ujar salah satu pekerja.

Kapten Ali, mewakili rekan-rekan kapal, juga menyampaikan terima kasih atas waktu dan perhatian dari LSM Gappura Banten. “Selama delapan bulan terakhir, kami tidak menerima gaji sama sekali,” ujarnya.

Keluhan juga datang dari kalangan keluarga pekerja. Seorang ibu yang enggan disebut namanya mengungkapkan bahwa selama tiga bulan tidak sanggup membayar kontrakan dan harus berutang ke warung untuk makan sehari-hari. “Utang di warung sudah Rp1.500.000, makan juga alhamdulillah seadanya,” ucapnya pilu.

Husen Saidan menyatakan siap mengawal keluhan ini dan mendesak perusahaan serta instansi terkait untuk segera menindaklanjuti persoalan yang sudah berlarut-larut tersebut.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten