CILEGON, RUBRIKBANTEN – Lurah Ketileng, Hilman Setiaji, turun langsung memimpin pendataan anak putus sekolah di wilayahnya pada pagi ini. Langkah ini diambil sebagai bentuk kepedulian pemerintah kelurahan terhadap masa depan pendidikan generasi muda.
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud), tercatat ada 28 anak di Kelurahan Ketileng yang mengalami putus sekolah. Namun, pihak kelurahan ingin memastikan langsung ke lapangan apakah angka tersebut benar adanya. Bahkan, Lurah Hilman bersama tim akan mendatangi orang tua murid yang anaknya enggan bersekolah untuk memberikan dorongan dan bujukan agar mereka kembali menempuh pendidikan.
“Kami tidak ingin ada anak-anak di Ketileng yang putus sekolah. Kami akan berupaya merayu dan membujuk mereka agar tetap belajar, baik di jalur pendidikan formal maupun nonformal, seperti paket A, B, dan C,” ujar Hilman saat diwawancarai awak media, Kamis (6/3/2025).

Upaya ini juga didukung oleh adanya sekolah nonformal di wilayah Ketileng, seperti Pondok Ad Dikro, yang menyediakan program paket A, B, dan C untuk anak-anak yang kesulitan mengakses sekolah formal.
Harapannya, tidak ada lagi anak di Ketileng yang harus berhenti belajar. Langkah ini sejalan dengan visi dan misi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon, Robinsar Fajar, dalam mewujudkan Cilegon Juara dengan mengoptimalkan sumber daya manusia dan pendidikan di kota ini.
“Mari kita bersama-sama memastikan tidak ada anak yang putus sekolah. Pendidikan adalah kunci masa depan yang lebih baik,” tutup Hilman. (Red)















