SERANG, RUBRIKBANTEN — Gubernur Banten Andra Soni menegaskan dukungan penuh terhadap percepatan pembukaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). Komitmen itu disampaikan dalam pertemuan resmi antara Pemprov Banten dan jajaran Untirta pada Jumat (14/11/2025), yang membahas percepatan pendirian rumah sakit pendidikan dan pembukaan tujuh program spesialis strategis untuk memperkuat pemerataan tenaga kesehatan di Provinsi Banten.
Rektor Untirta, Prof. Fatah Sulaiman, memaparkan bahwa pembangunan rumah sakit pendidikan Untirta telah masuk dalam daftar program prioritas Bappenas. Ia menyebut dukungan Pemprov Banten sangat diperlukan agar proses percepatan berjalan lebih efektif.
“Kita sudah teregister di Bappenas sebagai program yang layak pendanaan. Dukungan pemerintah daerah sangat penting agar pembangunan bisa segera dimulai, apalagi kita sudah mengantongi izin pembukaan tujuh program studi kedokteran spesialis,” ujarnya.
Tujuh program dimaksud meliputi Ilmu Penyakit Dalam, Bedah, Ilmu Kesehatan Anak, Kebidanan dan Kandungan, Radiologi, Anestesi, dan Orthopedi. Menurut Prof. Fatah, pembukaan PPDS adalah momentum besar untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis di Banten.
“Kita ingin mendukung pemerataan, terutama di wilayah dengan kekurangan tenaga kesehatan. Ini sejalan dengan program pemerintah pusat dalam memperkuat layanan kesehatan daerah,” imbuhnya.
Gubernur Andra Soni menyambut inisiatif Untirta dengan penuh antusias. Ia menegaskan bahwa penguatan tenaga kesehatan merupakan program prioritas daerah, terutama melalui Program Faskin Kita yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan pemerataan distribusi tenaga kesehatan.
“Kita patut bangga memiliki Fakultas Kedokteran Untirta. Pemprov Banten akan terus memberikan dukungan agar fakultas ini melahirkan dokter-dokter terbaik yang siap mengabdi untuk masyarakat Banten,” tegasnya.
Andra Soni juga menyoroti keterkaitan percepatan PPDS dengan Program Satu Desa Satu Sarjana, yang membuka kesempatan bagi putra-putri daerah untuk menjadi dokter hingga dokter spesialis.
“Kita ingin ada kesinambungan: anak daerah kuliah, menjadi dokter, lalu kembali mengabdi untuk Banten,” jelasnya.
Terkait kebutuhan peningkatan insentif bagi dokter yang bertugas di wilayah terpencil, Gubernur menyampaikan bahwa kebijakan tersebut sedang dirumuskan oleh Kementerian Kesehatan. Ia berharap formulasi baru terkait pendapatan dan fasilitas dokter di daerah dapat segera diputuskan.
“Wamen Kesehatan sedang menyusun formulasi yang akan dilaporkan kepada Presiden, terutama mengenai pendapatan dokter di daerah dan fasilitas yang mereka terima,” pungkas Andra Soni.















