CILEGON, RUBRIKBANTEN – Suasana penuh gema shalawat dan tabuhan rebana menyelimuti halaman Masjid Agung Cilegon dalam Festival Marawis 2025, Minggu (28/9). Kegiatan yang digagas Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung Cilegon ini mendapat apresiasi tinggi dari Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon (DKKC), yang menilai marawis bukan hanya seni hiburan, melainkan ruang penguatan budaya Islami yang telah lama mengakar di masyarakat.
“Festival Marawis ini menunjukkan bagaimana seni budaya dan religiusitas bisa berjalan beriringan. Marawis bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana dakwah, silaturahmi, serta penguatan jati diri masyarakat Kota Cilegon sebagai kota santri sekaligus kota industri,” ujarnya usai menyerahkan piala kepada para juara lomba.
Ia menekankan pentingnya melestarikan kesenian Islami di tengah derasnya arus modernisasi. “Kita perlu merawat budaya yang punya akar spiritual dan sosial kuat, seperti marawis. Dengan begitu, generasi muda akan memiliki identitas yang kokoh, tidak tercerabut dari nilai-nilai luhur,” tambahnya penuh semangat.
Dalam kesempatan itu, Ketua DKKC juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung kegiatan kebudayaan berbasis masjid dan komunitas. “Mari jadikan festival seperti ini sebagai ruang kebersamaan, persaudaraan, dan penguatan iman. Seni harus kita maknai bukan hanya sebagai tontonan, tetapi juga tuntunan,” tegasnya.
Festival yang diikuti sejumlah grup marawis dari berbagai kecamatan ini sukses menyedot antusiasme jamaah dan warga. Gemuruh tabuhan rebana dan lantunan shalawat menjadi bukti bahwa marawis tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat Cilegon, sekaligus menegaskan bahwa tradisi religius ini tetap hidup di tengah perkembangan zaman.