LEBAK, RUBRIKBANTEN – Suasana pesisir selatan Banten bergemuruh dengan semangat kebersamaan! Gubernur Banten Andra Soni resmi membuka Festival Karang Kabua 2025 di Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Minggu (12/10/2025).
Festival yang telah menjadi tradisi masyarakat nelayan sejak tahun 2005 ini, kembali digelar meriah sebagai bentuk rasa syukur atas limpahan hasil laut serta ajang mempererat silaturahmi warga pesisir.
“Saya ingin mengajak seluruh masyarakat menjadikan kegiatan ini sebagai ajang memperkuat persatuan, menumbuhkan semangat gotong royong, dan menjaga warisan budaya pesisir Banten Selatan,” ujar Andra Soni dalam sambutannya.
Menurut Gubernur, Festival Karang Kabua bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga momentum penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat pesisir.
“Kami mendukung kegiatan ini karena menjadi bagian dari upaya menciptakan pertumbuhan ekonomi baru dan melestarikan budaya. Tradisi baik yang tumbuh di masyarakat pesisir ini juga berkontribusi besar menggerakkan ekonomi lokal,” katanya.
Gubernur Andra Soni turut menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para nelayan yang selama ini berperan penting menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan.
“Para nelayan adalah penopang ketahanan pangan daerah. Kita ingin masyarakat pesisir tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku utama dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya laut secara berkeadilan dan berkelanjutan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti besarnya potensi kelautan dan perikanan di Provinsi Banten yang memiliki garis pantai lebih dari 900 kilometer, membentang dari Laut Jawa hingga Samudra Hindia.
“Potensi hasil tangkapan kita mencapai lebih dari 75 ribu ton per tahun, bahkan potensi di Samudra Hindia mencapai sekitar 656 ribu ton per tahun,” jelas Andra Soni.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga dan mengelola laut dengan bijak.
“Sumber daya laut bukan hanya sumber rezeki, tetapi juga bagian dari jati diri masyarakat Banten. Ini adalah anugerah Tuhan yang harus kita kelola dengan penuh tanggung jawab,” tandasnya.
Sementara itu, Dewan Pembina Forum Komunikasi Para Nelayan Bayah (Forkomba), Rafik Rahmat Taufik, menyampaikan bahwa Festival Karang Kabua 2025 mengusung tema “Ngamumule Tali Paranti, Ngabengketkeun Tali Silaturahmi”, yang berarti menjaga tradisi dan mempererat persaudaraan antar nelayan.
“Alhamdulillah, festival ini mendapat antusiasme luar biasa. Sudah dua puluh kali kita laksanakan sejak 2005, dan semoga ke depan bisa masuk dalam kalender resmi event Provinsi Banten,” ujar Rafik penuh harap.
Acara pembukaan juga dimeriahkan dengan beragam pertunjukan seni tradisional serta aksi simbolik “ngecrik” atau melempar jala ikan oleh Gubernur Andra Soni, menandai dimulainya festival secara resmi.
Gubernur hadir didampingi Ketua TP PKK Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni, serta sejumlah pejabat dari Pemprov Banten, Pemerintah Kabupaten Lebak, anggota DPRD, dan para tamu undangan. Dalam momen tersebut, keduanya juga turut melepas ribuan benih ikan di muara Bayah menggunakan perahu nelayan, sebagai simbol keberlanjutan sumber daya laut Banten.
Festival Karang Kabua 2025 pun menjadi bukti nyata bagaimana budaya, ekonomi, dan ekologi dapat berjalan beriringan demi masa depan masyarakat pesisir Banten yang lebih sejahtera.
