CILEGON, RUBRIKBANTEN – Anggota DPR RI Komisi XIII, Bpk. H. Edison Sitorus, S.T., melakukan kunjungan kerja ke Lapas Kelas IIA Cilegon pada Selasa, 14 Januari 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi fasilitas dan layanan di Lapas serta membahas isu-isu penting terkait pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), termasuk pendidikan dan masalah over kapasitas yang semakin parah.
Dalam kesempatan tersebut, Bpk. H. Edison Sitorus meninjau langsung blok hunian, dapur umum, dan fasilitas pembinaan yang ada. Ia menyoroti perlunya peningkatan kualitas pelayanan kepada WBP, terutama dalam hal pemenuhan hak mereka atas pendidikan, kesehatan, dan keterampilan. “Peningkatan akses pendidikan di dalam Lapas sangat penting agar WBP dapat lebih siap kembali ke masyarakat setelah bebas. Pemisahan blok hunian untuk WBP kasus narkoba dan pidana umum juga harus segera diterapkan untuk mengurangi potensi pengaruh negatif,” tegas Bpk. Edison.
Pendidikan di Lapas, yang selama ini terbatas, menjadi sorotan utama dalam diskusi tersebut. Bpk. Edison berharap agar fasilitas pendidikan di Lapas Kelas IIA Cilegon dapat ditingkatkan dan bekerja sama dengan lembaga pendidikan luar untuk menyediakan program pembelajaran yang lebih komprehensif. “Kami di Komisi XIII berkomitmen untuk mendukung kebijakan yang meningkatkan kualitas hidup WBP, dengan pendidikan sebagai kunci untuk masa depan mereka setelah bebas,” tambahnya.
Isu lain yang tidak kalah penting adalah over kapasitas Lapas yang saat ini sudah sangat jauh melebihi batas ideal. Lapas Kelas IIA Cilegon, yang dirancang untuk menampung 400 orang, kini dihuni lebih dari 700 WBP. Bpk. Edison mengusulkan langkah strategis untuk mengatasi masalah ini, seperti pembangunan fasilitas tambahan atau kebijakan alternatif seperti asimilasi dan remisi bagi WBP yang terlibat dalam kasus ringan.
Plt. Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Banten, Muhamad Khapi, A.Md.IP., S.Sos., M.M., menanggapi positif kunjungan ini dan menyatakan bahwa diskusi tersebut sangat konstruktif. “Kami akan segera merumuskan langkah-langkah untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, seperti over kapasitas dan kurangnya akses pendidikan. Kami juga berkomitmen untuk mencari solusi jangka panjang agar Lapas di wilayah Banten dapat memberikan layanan terbaik bagi WBP,” ujar Muhamad Khapi.
Kepala Lapas Kelas IIA Cilegon, Yosafat Rizanto, A.Md.IP., S.H., M.Si., juga mengapresiasi kunjungan ini dan menyatakan bahwa itu merupakan langkah penting untuk mendukung perbaikan yang sudah direncanakan. “Kami berterima kasih atas perhatian yang diberikan. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan layanan di Lapas, termasuk memperluas program pendidikan bagi WBP. Dukungan dari semua pihak sangat kami harapkan agar WBP mendapatkan pembinaan yang terbaik untuk masa depan mereka,” tutup Yosafat.
Kunjungan kerja ini menjadi momentum penting dalam memperbaiki sistem pemasyarakatan di Indonesia, dengan harapan agar WBP dapat kembali ke masyarakat dengan keterampilan yang bermanfaat dan siap berkontribusi dalam kehidupan sosial. (Har/RB)















