CILEGON, RUBRIKBANTEN – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Cilegon mengakui bahwa upaya pelestarian budaya lokal di wilayahnya belum berjalan maksimal. Kepala Dindikbud Cilegon, Heni Anita Susila, menyebutkan bahwa saat ini pihaknya telah mengupayakan pelestarian budaya melalui muatan lokal yang diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwal).
“Selama ini kita sudah mengupayakan pendidikan kebudayaan melalui Perwal muatan lokal. Sudah ada Bahasa Jawa Cilegon, pencak silat, batik Cilegon, dan tari tradisional seperti Bandrong serta Lesung,” ungkap Heni.
Namun, Heni menekankan bahwa jumlah tersebut masih terbatas dan belum mencakup keseluruhan kekayaan budaya lokal yang dimiliki Kota Cilegon. Ia menambahkan bahwa ke depan, Dindikbud akan lebih terbuka terhadap masukan masyarakat dan para pegiat budaya untuk memperluas cakupan muatan lokal dalam kurikulum pendidikan.
“Ini memang baru empat. Mungkin ke depan belum maksimal, tapi akan kita maksimalkan dan upayakan. Kalau ada masukan dari masyarakat dan teman-teman pegiat budaya, itu akan kita pertimbangkan,” jelasnya.
Tak hanya dalam bentuk muatan lokal, Dindikbud Cilegon juga aktif menyelenggarakan berbagai lomba seni, mulai dari musik hingga vokal. Menurut Heni, kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan karakter untuk membentuk siswa yang berbudaya dan disiplin.
“Walaupun mungkin bukan semua tradisional, tapi ini adalah bagian dari penguatan karakter anak. Bagaimana mereka bisa punya passion dan mencintai budaya Indonesia,” tutupnya. (*)















