CILEGON, RUBRIKBANTEN – Masjid Agung Nurul Ikhlas Cilegon kembali menjadi sorotan. Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Agung mengaku kewalahan menangani pembiayaan operasional dan perawatan masjid, sehingga menyerahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon. Namun, keputusan ini menuai polemik internal karena sejumlah pengurus DKM menolak langkah tersebut.
Sekretaris DKM Masjid Agung, Agus Rahmat, memaparkan kondisi keuangan masjid yang memprihatinkan sepanjang tahun 2024. Menurutnya, masjid mengalami defisit anggaran setiap bulan, bahkan menghadapi utang piutang serta kerusakan fisik yang mendesak untuk diperbaiki.
“Kami sudah berusaha maksimal, tapi keuangan masjid sudah tidak sehat. Setiap bulan defisit, sementara kebutuhan terus meningkat. Kami pun akhirnya menyerahkan pengelolaan kepada Pemkot Cilegon, dengan harapan bisa melibatkan pihak industri untuk membantu,” ungkap Agus.
Kerusakan struktural seperti kebocoran kubah dan kerusakan sistem isolasi menjadi tantangan besar yang belum terselesaikan. Agus menyatakan bahwa kondisi ini membahayakan keselamatan pengunjung masjid jika dibiarkan berlarut-larut.
Namun, langkah penyerahan aset ini ditentang oleh beberapa pengurus DKM lainnya. Mereka tidak sepakat menyerahkan pengelolaan masjid kepada Pemkot, meskipun situasi finansial masjid kian kritis.
Menanggapi polemik ini, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cilegon, Sutisna Abas, memberikan pernyataan keras. Ia menilai keputusan sebagian pengurus DKM yang enggan menyerahkan pengelolaan masjid kepada Pemkot sebagai tindakan yang tidak logis.
“Kalau pengurus tidak mau ada perbaikan terkait pengelolaan masjid, silakan masyarakat Kota Cilegon menilai sendiri. Masjid ini milik umat, bukan milik pribadi. Kalau ada yang menolak pengelolaan oleh Pemkot, apa alasannya? Padahal dana untuk masjid sudah jelas minim,” tegas Sutisna melalui sambungan telphon seluler, Jumat (31/1/2025).
Ia mengkritik sikap segelintir pengurus yang dianggap tidak bertanggung jawab. “Barang itu dipegang terus, tapi tidak ada yang mau merawat. Kalau begitu, masjid makin rusak. Tidak bisa dong seperti itu,” tambahnya.















