SERANG, RUBRIKBANTEN – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni, menegaskan bahwa toleransi beragama harus dimulai dari keluarga, dan perempuan khususnya ibu rumah tangga memegang peran sentral dalam membentuk generasi yang menjunjung nilai-nilai kebersamaan dan keberagaman.
Pernyataan itu disampaikan Tinawati usai menerima kunjungan Forum Perempuan Kerukunan Umat Beragama (FPKUB) di Ruang Rapat Gedung Negara Provinsi Banten, Jl. Brigjen KH Syam’un No. 5, Kota Serang.
“Silaturahmi ini menunjukkan bahwa di Provinsi Banten kita saling bertoleransi, saling memegang erat keutuhan umat beragama,” ujar Tinawati.
“Artinya tidak mengkotak-kotakan apapun agamanya, apapun rasnya. Kita adalah warga masyarakat Banten,” tambahnya tegas.
Dalam pertemuan hangat tersebut, TP PKK dan FPKUB menyepakati sinergi program dalam rangka memperkuat toleransi berbasis keluarga. Tinawati mengungkapkan, pihaknya bersama FPKUB akan menyelenggarakan kegiatan sosial pada bulan Desember 2025 sebagai bagian dari peringatan Hari Ibu, dengan fokus pada penguatan edukasi toleransi di kalangan perempuan.
“Perempuan di Provinsi Banten harus terus mengedukasi, khususnya ibu rumah tangga, untuk membentuk sikap toleransi di tingkat keluarga,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua FPKUB Provinsi Banten Eti Fatiroh menjelaskan bahwa FPKUB merupakan bagian dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang menaungi beberapa elemen seperti Forum Generasi Muda Kerukunan Umat Beragama (Gema KUB) dan Forum Mediator Kerukunan Umat Beragama.
Uniknya, Banten menjadi provinsi pertama di Indonesia yang telah membentuk FPKUB, yang terdiri dari perwakilan semua agama yang diakui pemerintah.
“Kami bersilaturahmi untuk mensosialisasikan dan mensinergikan program FPKUB dengan TP PKK. Ke depan, FPKUB juga akan dibentuk di tingkat kabupaten dan kota,” terang Eti.
Kolaborasi ini menjadi langkah maju Banten sebagai contoh nasional dalam merawat kebhinekaan melalui peran aktif perempuan dan keluarga, yang diyakini sebagai pondasi utama harmoni sosial.















