CILEGON, RUBRIKBANTEN – Pemerintah Kota Cilegon akhirnya buka suara terkait anjloknya anggaran daerah tahun 2026. Dua komponen pendapatan daerah dipastikan mengalami kontraksi signifikan sehingga memukul struktur APBD secara drastis.
Plt Kepala Bappeda Kota Cilegon, Syafrudin, mengungkapkan bahwa pemotongan Turunan Kebijakan Dana (TKD) menjadi pemicu utama merosotnya anggaran. Kebijakan pusat tersebut menggerus keuangan daerah hingga Rp236 miliar.
“TKD menjadi salah satu penyebab dari turunnya anggaran Cilegon tahun depan,” ujar Syafrudin saat dihubungi melalui telepon, Selasa (2/12/2025).
Tak hanya itu, komponen pendapatan pajak daerah juga ikut melemah. Efeknya, tambahan penurunan anggaran daerah kembali terjadi, mencapai Rp76 miliar.
“Total penurunan anggaran mencapai Rp312 miliar,” tegasnya.
Syafrudin menjelaskan bahwa setelah angka TKD resmi keluar, Bappeda langsung melakukan sinkronisasi data agar informasi yang disampaikan ke publik tidak menimbulkan persepsi yang keliru.
“Saya ingin masyarakat mendapatkan data yang benar. Karenanya harus sinkron dan akurat,” katanya.
Penurunan anggaran sebesar ini berdampak langsung pada sektor bantuan sosial. Pemkot kini menyiapkan pola kenaikan bertahap untuk sejumlah kelompok penerima manfaat.
Kenaikan honor untuk marbot, pemandi jenazah, pegawai madrasah, hingga RT/RW dipastikan tetap berjalan, meski tak bisa sekaligus.
“Pola kenaikan tetap dijalankan, namun bertahap sesuai kemampuan fiskal. Intinya janji politik tetap kami jalankan,” ujar Syafrudin.
Selain sektor sosial, efisiensi anggaran juga dilakukan pada kegiatan belanja penunjang lainnya. Namun ia memastikan, sektor vital masyarakat tidak akan disentuh.
“Pelayanan dasar tetap berjalan penuh demi menjaga kepentingan masyarakat,” tegasnya.
Meski tekanan anggaran cukup berat, Pemkot memastikan proyek-proyek prioritas tidak akan dikorbankan. Berbagai program strategis yang masuk agenda RPJMD tetap diamankan agar tidak molor.
“Misalnya pembebasan lahan JLU, revitalisasi sekolah, pembangunan taman, stadion mini, penguatan rumah sakit, itu tetap berjalan,” kata Syafrudin.
Ia menegaskan bahwa Pemkot Cilegon berkomitmen menjaga ritme pembangunan agar masyarakat tetap merasakan manfaat meski fiskal tengah menurun.















