Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaBisnisDaerahEkonomiKabupaten PandeglangKementerianKesehatanNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanPolitikSosial

Air Mata Wakil Gubernur Tumpah di Rumah Miring Ibu Ijah: Sieun Pak, Upami Hujan Sareng Angin

367
×

Air Mata Wakil Gubernur Tumpah di Rumah Miring Ibu Ijah: Sieun Pak, Upami Hujan Sareng Angin

Sebarkan artikel ini

PANDEGLANG, RUBRIKBANTEN – Tangis haru pecah saat Wakil Gubernur Banten, A Dimyati Natakusumah, menginjakkan kaki di rumah Ibu Ijah (71), warga lansia Desa Tegal, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang. Rumah panggung reot milik Ijah nyaris roboh, dengan kayu lapuk dan atap bocor yang membuatnya was-was setiap kali hujan dan angin kencang datang.

“Rumah ini sudah mau roboh dan kayu-kayunya sudah lapuk,” ujar Dimyati dengan mata berkaca-kaca, Rabu (9/4/2025).

Kunjungan tersebut dalam rangka penyerahan bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari Pemprov Banten yang berkolaborasi dengan UPZ Baznas Provinsi Banten. Dimyati tampak menyusuri setiap sudut rumah bilik kayu itu, menyaksikan langsung kondisi mengenaskan tempat tinggal sang nenek renta.

“Ibu tidak takut ini rumahnya sudah miring?” tanya Dimyati, yang tak kuasa menahan air mata melihat keberanian Ijah bertahan di tengah kondisi rumah yang membahayakan.

Dalam kesempatan itu, Dimyati menyerahkan bantuan RTLH secara langsung, sembari mengimbau agar seluruh elemen masyarakat desa, termasuk Kepala Desa, RT, dan RW, turut mengawal pelaksanaan bantuan dengan gotong royong.

Baca juga:  Menteri Yandri Susanto: Kepala Desa Jadi Ujung Tombak Pembangunan Desa

“Semoga bantuan ini dapat bermanfaat, dan ibu bisa tinggal lebih aman dan nyaman,” ucapnya.

Ijah pun tak kuasa membendung air mata. Dengan suara terbata, ia mengucap syukur dan terima kasih dalam pelukan Wakil Gubernur.
“Hatur nuhun, Pak,” lirihnya.

Ia juga mengaku setiap hujan datang, dirinya selalu dilanda ketakutan.
“Sieun Pak, khususna hujan sareng angin,” pungkasnya dalam bahasa Sunda, yang berarti “Takut, Pak, apalagi kalau hujan dan angin.” (*)

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten