Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BeritaDaerahHukum dan KriminalKementerianKota SerangNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanPolitikSosial

Di Tengah Panasnya Politik Nasional, Pemuda Lintas Iman di Serang Jadi Oase Damai: Menolak Kekerasan, Menjaga Indonesia

237
×

Di Tengah Panasnya Politik Nasional, Pemuda Lintas Iman di Serang Jadi Oase Damai: Menolak Kekerasan, Menjaga Indonesia

Sebarkan artikel ini

SERANG, RUBRIKBANTEN – Saat suhu politik nasional semakin memanas dan ketegangan sosial kian meninggi, ratusan pemuda lintas iman di Kota Serang justru memilih jalan berbeda. Bukan turun ke jalan dengan teriakan amarah, melainkan menggelar doa bersama di Alun-alun Barat Kota Serang, Selasa (2/9/2025).

Kegiatan bertajuk “Doa Bersama Lintas Iman untuk Bangsa” ini menghadirkan semangat persatuan, menolak kekerasan, dan mengobarkan harapan bagi Indonesia yang lebih damai.

Dihadiri oleh GUSDURian Serang Raya, GP Ansor Kota Serang, GAMKI Banten, Pemuda Muhammadiyah Kota Serang, Pemuda Katolik Banten, Naposobulung HKBP Serang, Pemuda Tridharma Indonesia, Dharma Taruna Banten, Umah Budaya Kaujon, hingga komunitas kepercayaan lokal, acara ini menjadi miniatur nyata dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

“Indonesia butuh ketenangan, bukan pertikaian,” tegas Koordinator Lapangan sekaligus Ketua GP Ansor Kota Serang, Muhammad Rijal, saat menyampaikan lima seruan damai. Seruan itu antara lain doa bagi korban demonstrasi, imbauan agar pemerintah tidak memperkeruh suasana, ajakan masyarakat agar tetap tenang, menjaga sesama sebagai cinta tanah air, serta meminta TNI-Polri lebih humanis dalam mengamankan unjuk rasa.

Baca juga:  Wagub Banten: Catur Bentuk Karakter dan Jiwa Kepemimpinan

Suasana semakin haru ketika tokoh-tokoh agama memimpin doa menurut keyakinan masing-masing. Ritual budaya berupa ruwatan bumi dan peletakan bunga menjadi simbol bahwa bangsa, seperti bumi, harus dirawat dengan kasih, bukan amarah.

Dari Pemuda Tridharma, Maya Sari Putri menekankan welas asih sebagai dasar kedamaian, sementara Sahril Anwar dari GUSDURian menegaskan bahwa keberagaman adalah kekuatan. “Korupsi merajalela, rakyat ditekan, elit hidup mewah. Ini bukan soal politik, ini soal keadilan sosial,” ujarnya lantang.

Senada, Mordenit Banyuurip dari GAMKI mengingatkan pejabat publik untuk lebih bijak berbicara. “Jangan sampai ucapan elit justru menyulut kemarahan rakyat,” katanya.

Pemuda Muhammadiyah, Ifan Jami, menyerukan agar masyarakat menjaga kampungnya dari provokator, sementara Pemuda Katolik, Frandy Seda, mengajak agar TNI-Polri menebarkan kesejukan lewat dialog. Dari HKBP, Salomo Simanungkalit menekankan pentingnya menyuarakan aspirasi rakyat dengan cara damai, bukan anarkis.

Puncak kegiatan ditutup dengan doa macapat khas Kepercayaan Nusantara yang dipimpin Putri Wartawati. “Kita bersihkan energi negatif, bukan hanya dari bumi, tapi juga dari hati kita,” ujarnya.

Baca juga:  Anggaran Setda Serang Tembus Rp76 Miliar, Pemuda dan Mahasiswa Mengamuk: Ini Pemanjaan Birokrasi, Bukan Pelayanan Publik

Di tengah riuhnya demonstrasi yang ricuh di beberapa kota, langkah pemuda Serang ini menjadi oase di tengah krisis. Mereka membuktikan bahwa pemuda bisa menjadi aktor perdamaian yang nyata bukan sekadar bersuara di media sosial, tapi turun langsung menyatukan bangsa lewat doa, budaya, dan aksi nyata.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *