CILEGON, RUBRIKBANTEN – Wakil Wali Kota Cilegon, Fajar Hadi Prabowo, menegaskan pentingnya percepatan lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Inklusif untuk menjamin hak-hak penyandang disabilitas di Kota Cilegon. Hal itu ia sampaikan dalam peringatan Disability Day 2025, yang menjadi momentum kuat untuk menyoroti kesetaraan dan akses layanan publik bagi seluruh warga tanpa terkecuali.
Fajar menekankan bahwa inklusivitas bukan sekadar slogan, tetapi kewajiban moral dan tanggung jawab pemerintah.
“Di mata saya semuanya setara. Gusti Allah menciptakan kita berbeda-beda, tetapi kita wajib menghargai seluruh umat manusia. Perda inklusif ini Insya Allah akan kami perjuangkan,” tegasnya dalam sambutanya, Kamis (11/12/2025).
Dalam pidatonya, Fajar mengungkapkan fakta yang cukup mengkhawatirkan:
sekitar 36 persen anak penyandang disabilitas di Cilegon membutuhkan sekolah, namun banyak dari mereka tidak bisa bersekolah karena minimnya fasilitas dan sarana pendukung di satuan pendidikan.
“Banyak sekolah masih kekurangan alat bantu dan fasilitas belajar untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Realitas ini harus segera diperbaiki jika kita ingin benar-benar menjadi kota inklusif,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa masalah pendidikan inklusif harus masuk prioritas dalam perumusan Perda. Tanpa payung hukum yang kuat, perbaikan fasilitas sekolah dan peningkatan kapasitas guru sulit berjalan optimal.
Fajar kembali menegaskan bahwa kebijakan inklusif di Cilegon saat ini baru sebatas program, belum menyentuh sistem yang terstandar.
“Kalau bicara inklusif, maka kebijakan harus ada standarisasi dan strategi. Tidak bisa parsial,” katanya.
Ia meminta DPRD Kota Cilegon ikut memperkuat komitmen legislasi agar Perda Inklusif segera disusun dan disahkan.
Menurutnya, tanpa Perda, penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, maupun ruang publik akan terus tertinggal.
Sebagai langkah awal, Pemkot Cilegon telah memulai pembangunan taman layak anak di kawasan laut-laut, yang dirancang untuk menjadi ruang inklusif bagi anak-anak, termasuk penyandang disabilitas.
“Ini bukan sekadar etalase. Ini ruang interaksi yang benar-benar ramah untuk semua anak,” ujar Fajar.
Selain itu, beberapa fasilitas inklusif telah mulai disiapkan, termasuk sarana pendukung mobilitas dan layanan sosial.
Wawalkot Fajar menutup sambutannya dengan komitmen bahwa inklusivitas akan menjadi prioritas pemerintah.
“Peran kami adalah mengabdi. Mudah-mudahan semua ini bisa terealisasi agar tidak ada lagi warga yang tertinggal, termasuk saudara-saudara kita penyandang disabilitas,” ujarnya.















