Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaDaerahKementerianKesehatanNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanPolitikSosial

Tanah Sehat, Bumi Selamat: UI Kobarkan Revolusi Hijau Global Lewat Kampanye Save Soil

330
×

Tanah Sehat, Bumi Selamat: UI Kobarkan Revolusi Hijau Global Lewat Kampanye Save Soil

Sebarkan artikel ini

DEPOK, RUBRIKBANTEN — Universitas Indonesia (UI) membakar semangat perjuangan lingkungan dengan menjadi tuan rumah kampanye global bertajuk Save Soil, sebuah gerakan internasional yang menekankan pentingnya kesehatan tanah sebagai pondasi kehidupan dan masa depan umat manusia. Acara spektakuler ini mengguncang Gedung Rektorat UI dengan kehadiran para aktivis lingkungan, akademisi, pejabat negara, komunitas mahasiswa, hingga alumni lintas generasi.

Mengusung tema “Soil, Health, and Future Sustainability”, kegiatan ini menjadi panggung kolaborasi multidisiplin, dari sains, kebijakan publik, spiritualitas, hingga gerakan sosial. Para narasumber terkemuka tampil bergantian memantik kesadaran peserta akan krisis tanah yang mengancam peradaban dunia.

Sahil Jha, aktivis muda dan pesepeda lintas negara dari gerakan Save Soil, membuka mata publik dengan kisah perjuangannya mengkampanyekan pentingnya tanah sehat dari satu negara ke negara lain. “Menjaga tanah bukan hanya tugas aktivis, tapi kewajiban moral seluruh umat manusia. Ini tentang masa depan kita semua,” ujarnya penuh semangat.

Dari ranah ilmiah, Dr. Nico Wanandy dari University of New South Wales memaparkan fakta mengejutkan: “Tanah yang rusak bukan hanya menurunkan kualitas pangan, tapi juga mempercepat krisis iklim global.” Ia menekankan urgensi restorasi tanah melalui pendekatan ilmiah yang komprehensif.

Baca juga:  JPC dan Krakatau Posco Bentuk Jurnalis Muda di Cilegon

Sementara itu, dari perspektif kebijakan, Yahdil Abdi Harahap selaku Staf Khusus Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi menyoroti tantangan pengelolaan tanah di pedesaan Indonesia. Ia mendorong pelatihan petani dan penggunaan teknologi ramah lingkungan, seperti sistem pengendalian hama berbasis ekosistem.

Aspek filosofis pun turut diangkat. Ahmad Fitrianto, Sekjen ILUNI UI, menyampaikan bahwa tanah memiliki makna spiritual mendalam. “Tanah adalah cermin karakter manusia. Kita menjaga tanah seperti kita menjaga nurani dan akhlak,” katanya menggetarkan hati.

Dr. Ir. Mahawan Karuniasa, Ketua ILUNI Sekolah Ilmu Lingkungan UI, memberikan peringatan keras bahwa bumi kini telah melewati 6 dari 9 batas aman lingkungan. Ia mengajak semua pihak untuk memulai langkah nyata dalam pengelolaan dan pelestarian tanah.

Tak ketinggalan, suara mahasiswa pun menggema lantang lewat Aldi Agus Setiawan, Ketua Himpasiling UI. “Kampus harus jadi pusat inovasi hijau dan advokasi lingkungan. Mahasiswa tak boleh jadi penonton, tapi pelaku perubahan. Save Soil adalah panggilan nurani dan bukti komitmen kami,” ucapnya penuh determinasi.

Baca juga:  Ikuti Arahan Wali Kota Robinsar, Camat Cilegon Ambil Rapor Anak Sendiri

Diskusi panel yang digelar UI bersama ILUNI UI, SIL UI, dan Himpasiling UI dengan dukungan gerakan Save Soil juga menyoroti pentingnya konsep One Health, yakni keterkaitan erat antara kesehatan manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan.

Sebagai penutup, Tika Bisono, aktivis lingkungan sekaligus psikolog, menyampaikan pesan emosional: “Tanah bukan sekadar unsur fisik. Ia menyimpan cinta, trauma, dan harapan manusia. Jika tanah rusak, jiwa kita pun ikut rapuh.”

Kampanye Save Soil ini bukan hanya peringatan Hari Tanah Sedunia 2025 bertema “Caring for Soil”, melainkan deklarasi moral UI sebagai pelopor gerakan hijau di Indonesia. Acara ini diharapkan memantik gerakan kolektif yang lebih masif untuk menyelamatkan bumi melalui tanah yang sehat, lestari, dan berkeadilan.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *