Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaDaerahKementerianKota TangerangNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanPolitikSosial

SMAN 15 Kota Tangerang Terancam Banjir, Gubernur Andra Soni Siapkan Opsi Relokasi Sekolah

146
×

SMAN 15 Kota Tangerang Terancam Banjir, Gubernur Andra Soni Siapkan Opsi Relokasi Sekolah

Sebarkan artikel ini

TANGERANG, RUBRIKBANTEN – Gubernur Banten Andra Soni meninjau langsung kondisi SMAN 15 Kota Tangerang yang kerap dilanda banjir. Dalam kunjungannya, ia menegaskan perlunya langkah konkret agar risiko kerusakan bangunan dan terganggunya proses belajar mengajar dapat dicegah sejak dini.

“Sekolah ini awalnya dibangun pada masa kewenangan pemerintah kota. Posisinya berada di kawasan padat penduduk dan dekat Danau Situ Bulakan Periuk. Maka, perlu ada tindakan dan upaya serius,” kata Andra Soni di Jalan Villa Tangerang Regensi, Kelurahan Periuk, Kecamatan Periuk, Kamis (2/10/2025).

Menurutnya, langkah utama adalah mengurangi potensi risiko yang bisa berdampak pada keselamatan siswa maupun bangunan sekolah. “Salah satunya risiko kegagalan konstruksi,” ujarnya.

Andra menjelaskan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Ada dua opsi yang disiapkan untuk penanganan.

“Kalau memungkinkan, sekolah akan direhabilitasi. Namun jika secara teknis tidak memungkinkan, ada opsi relokasi tetap di Kecamatan Periuk, tidak jauh dari lokasi sekarang,” ungkapnya.

Ia juga mengapresiasi pendampingan dari jajaran Pemerintah Kota Tangerang. Menurutnya, persoalan pendidikan harus diselesaikan dengan kolaborasi antar pihak.

Baca juga:  Citra Kota Santri Tercoreng! MUI Cilegon Desak Tindakan Tegas Terhadap Prostitusi dan TPPO

“Kehadiran bapak wali kota Tangerang ini bentuk kolaborasi kuat antara provinsi dan kota. Kita terus berkolaborasi dalam menangani permasalahan pelayanan masyarakat,” tutur Andra.

Kepala SMAN 15 Kota Tangerang, Niniek Nurcahya, membenarkan bahwa masalah banjir sudah lama menghantui sekolah tersebut. Bahkan, beberapa tahun lalu banjir sempat membuat pihak sekolah meliburkan siswa. “Kalau banjir memang dari dulu. Lima tahun lalu sempat sampai meliburkan siswa,” jelas Niniek.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa kegiatan belajar tetap berjalan meski halaman sekolah tergenang air. “Genangan hanya di halaman, jadi proses belajar mengajar tetap kita lanjutkan,” tambahnya.

Namun, menurut Niniek, tantangan terbesar justru dihadapi para siswa ketika berangkat ke sekolah. “Kesulitan utama justru di perjalanan. Anak-anak sering terhambat banjir saat menuju sekolah. Ketinggian banjir bahkan pernah mencapai 40 sentimeter,” katanya.

Ia menyebut semangat para siswa tetap tinggi meski harus berjuang melawan banjir. “Kami fleksibel. Kalau musim banjir mereka semangat datang dengan susah payah dari rumah menuju sekolah, tetap kami terima,” pungkasnya.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *