SERANG, RUBRIKBANTEN — Wakil Bupati (Wabup) Serang, Muhammad Najib Hamas, bergerak cepat menanggapi keluhan publik usai viralnya video siswa SDN Kalong, Kecamatan Kibin, yang terpaksa belajar lesehan di lantai karena kekurangan kursi dan meja belajar.
Kunjungan ini dilakukan langsung ke SDN Kalong di Kampung Kalong, Desa Barengkok, pada Jumat (1/8), sebagai bentuk kepedulian atas aduan masyarakat terkait kondisi tidak layaknya fasilitas pendidikan di sekolah tersebut.
“Dari kemarin pas MPLS kursinya memang kurang. Tapi saya hadir hari ini untuk memastikan bahwa sarana belajar sekarang sudah tersedia,” tegas Najib di lokasi.
Najib menegaskan, pihaknya berkomitmen memastikan seluruh sekolah di Kabupaten Serang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) di bidang pendidikan. Ia juga mendorong sinergi semua pihak—baik kepala sekolah, komite, maupun masyarakat—untuk bahu membahu menciptakan lingkungan belajar yang layak bagi generasi penerus.
“Kalau pun ada kekurangan teknis, kita harus saling menguatkan. Jangan sampai anak-anak kita jadi korban dari minimnya fasilitas,” ucap Najib.
Najib mengklarifikasi bahwa peristiwa siswa belajar lesehan hanya terjadi saat MPLS karena jumlah murid yang masuk melebihi kapasitas ruang dan furnitur yang tersedia. Namun, menurutnya, pengadaan kursi dan meja sudah dianggarkan sejak 2024 dan kini telah tersedia.
Kepala SDN Kalong, Eti Rohyati, turut membenarkan kondisi tersebut. Menurutnya, kesalahpahaman muncul karena lonjakan jumlah siswa yang tidak sebanding dengan ketersediaan meja dan kursi.
“Jumlah murid kelas satu ada 40, sedangkan kursinya terbatas. Sebelum kursi baru datang, kami memilih belajar lesehan agar kegiatan tetap berjalan,” jelas Eti.
Kunjungan Wabup Najib Hamas turut didampingi sejumlah pejabat daerah, termasuk Asda 1 Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesra, Haryadi; Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP), Okeu Oktaviana; serta Kabid Sarpras Dindikbud Kabupaten Serang, Christiansyah Pagua Amran.
Kehadiran mereka menjadi sinyal kuat bahwa Pemkab Serang tak menutup mata atas persoalan pendidikan di daerah. Namun, viralnya peristiwa ini juga menjadi tamparan bahwa pemerataan fasilitas pendidikan masih perlu dikebut, bukan sekadar janji.















