CILEGON, RUBRIKBANTEN– Langkah penting dalam merajut kembali harmoni antar organisasi pencak silat di Kota Cilegon akhirnya terwujud. Melalui pendekatan kebudayaan, dua organisasi besar yakni Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) Kota Cilegon sepakat membuka ruang dialog dan kerja sama yang konstruktif.
Momen bersejarah ini terjadi dalam pertemuan antara Ketua PPSI Kota Cilegon dan Sekretaris Jenderal IPSI Kota Cilegon, yang diinisiasi oleh Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon, Ayatullah Khumaeni. Pertemuan berlangsung hangat dan penuh keterbukaan di Saung Budaya, lingkungan Dewan Kebudayaan Kota Cilegon, Lingkungan Weri, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil, pada Rabu, 4 Juni 2025.
Menurut Ayatullah Khumaeni, pencak silat tidak hanya soal adu teknik, tetapi juga sarat nilai-nilai budaya yang luhur. “Pencak silat bukan hanya soal tanding, tapi juga nilai, tradisi, dan martabat. Kita ingin menjadikan budaya sebagai ruang temu yang mendamaikan,” ungkapnya.
Ketua PPSI menyambut positif ajakan tersebut, menyatakan kesiapan untuk membangun sinergi melalui ruang-ruang budaya. Sementara itu, Sekjen IPSI juga menyatakan keterbukaan untuk berdialog demi kemajuan bersama pencak silat di Kota Cilegon.
Kesepakatan ini menandai langkah awal yang penting dalam memperkuat ekosistem budaya dan olahraga tradisional di Kota Baja. Ke depan, Dewan Kebudayaan Kota Cilegon akan memfasilitasi pertemuan lanjutan yang akan melibatkan lebih banyak elemen pencak silat, tokoh masyarakat, hingga pemuda setempat.
Inisiatif ini menjadi bukti bahwa jalur budaya mampu menjadi jembatan yang menyatukan semangat, meredam perbedaan, dan menguatkan identitas lokal sebagai bagian dari warisan budaya tak benda bangsa.















