PANDEGLANG, RUBRIKBANTEN – Ketua Tim Pembina Posyandu Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni, menegaskan pentingnya dukungan dan sinergi lintas sektor dalam merevitalisasi Posyandu untuk mengatasi keterbatasan akses kesehatan primer di masyarakat. Hal ini disampaikan saat Rapat Koordinasi Tim Pembina Posyandu Kabupaten Pandeglang di Aula Kapulso Cafe, Rabu (21/5/2025).
“Revitalisasi Posyandu bukan hanya penting, tapi mendesak. Semua pihak harus bersatu, mulai dari pelatihan kader, penyediaan sarana prasarana, hingga integrasi dengan fasilitas kesehatan,” tegas Tinawati.
Ia menambahkan bahwa Posyandu harus menjadi ujung tombak pelayanan dasar masyarakat, sesuai dengan enam Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang mencakup bidang kesehatan, pendidikan, sosial, pekerjaan umum, perumahan rakyat, dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat (trantibumlinmas).
“Kami ingin Posyandu bukan sekadar tempat penimbangan balita, tapi pusat pelayanan dasar yang berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan warga,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani menyoroti pentingnya membangun daya tarik Posyandu agar partisipasi masyarakat meningkat. “Peran kepala desa, RW, dan RT sangat vital. Posyandu harus jadi tempat yang diminati, bukan hanya dikunjungi karena keharusan,” katanya.
Dewi juga menekankan bahwa implementasi enam SPM Posyandu harus disesuaikan dengan kebutuhan lokal agar benar-benar berdampak. Dengan jumlah Posyandu yang mencapai 1.927 unit di Pandeglang, transformasi kelembagaan dan fungsi Posyandu dinilai sangat krusial.
“Ini bukan kerja satu-dua pihak. Harus ada komitmen bersama agar Posyandu benar-benar menjadi motor penggerak pelayanan dasar masyarakat,” pungkasnya.
Rapat koordinasi ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam membangun Posyandu yang tangguh, adaptif, dan solutif dalam menghadapi tantangan pelayanan dasar di Provinsi Banten.















