SERANG, RUBRIKBANTEN – Tokoh senior sekaligus salah satu pendiri Provinsi Banten, Haji Udin Saparudin, angkat bicara terkait wacana pemekaran wilayah Provinsi Tangerang Raya Darussalam. Dalam pernyataan terbukanya, beliau menyampaikan sikap kritis dan bijak atas bergulirnya isu yang kini ramai diperbincangkan oleh sejumlah tokoh masyarakat, termasuk tokoh sepuh dan Haji Aidil beserta kolega.
“Dalam konteks demokrasi, setiap orang tentu saja berhak menyampaikan pendapat, asalkan niatnya untuk kebaikan,” ujar Haji Udin.
Namun demikian, lanjutnya, isu pemekaran ini tidak bisa hanya berangkat dari semangat emosional.
“Pemekaran wilayah itu harus berdasarkan pertimbangan rasional dan konstitusional. Jangan hanya karena kepentingan segelintir individu atau muatan politis personal,” tegasnya.
Menurut Haji Udin, terdapat berbagai aspek yang harus ditinjau secara objektif dan komprehensif sebelum pemekaran bisa dilakukan, seperti aspek sumber daya manusia, demografi, geografi, hingga kehendak politik masyarakat secara luas.
“Kalau belum ada kajian mendalam, baik dari aspek administratif hingga dukungan kabupaten/kota, apalagi jika Provinsi Banten sendiri belum menyetujui, maka sangat prematur untuk memaksakan pemekaran,” jelasnya.
Ia juga menyoroti mekanisme formal yang harus dilalui. “Pemekaran harus mendapat persetujuan dari DPR RI melalui Komisi terkait dan pembentukan badan musyawarah. Harus ada inisiatif yang sah dan diakui dalam negeri, bukan hanya suara-suara liar,” tegasnya.
Haji Udin mengingatkan bahwa Provinsi Banten sendiri masih dalam tahap pembangunan awal. “Usianya baru seumur jagung, jangan sampai tergesa-gesa ingin memekarkan, nanti malah tidak jelas arah dan tujuannya,” tambahnya.
Dalam penutupnya, Haji Udin menyerukan agar semua pihak bijak dalam menyikapi isu ini. “Kalau hanya didasari nafsu politik dan ambisi pribadi, lebih baik niat pemekaran itu diurungkan demi menjaga keharmonisan dan produktivitas pembangunan,” pungkasnya.
Ia juga menyebut adanya sosok Mas Daniel, sahabat dekat Gubernur Banten Andra Soni, yang diyakini turut memantau dinamika ini secara hati-hati.















