RUBRIKBANTEN – Riris Rifkiyah Alfitriyah, mahasiswi Program Studi Digitalneuropsikologi Batch 6 Universitas Insan Cita Indonesia (UICI), mengharumkan nama bangsa dengan meraih juara I dalam lomba menulis jurnal berbahasa Jepang yang diselenggarakan oleh Tokutei Shien Kikan (TSK) Hitosora. Prestasi ini menjadi bukti kemampuan generasi muda Indonesia dalam bersaing di tingkat global.
Tokutei Shien Kikan adalah lembaga pendukung resmi pemerintah Jepang yang memberikan bimbingan bagi pekerja asing dengan visa Specified Skilled Worker (SSW). Selain membantu mereka menyesuaikan diri dengan kehidupan dan aturan kerja di Jepang, lembaga ini juga memfasilitasi kegiatan pengembangan keterampilan, termasuk kompetisi tingkat internasional.
Dalam wawancara, Riris mengungkapkan rasa syukur atas pencapaiannya. Ia mengaku bahwa perlombaan ini menjadi momen reflektif sekaligus peluang untuk mendalami bahasa dan budaya Jepang lebih dalam.
“Sebagai orang Indonesia, menang lomba jurnal bahasa Jepang ini jadi pengalaman berharga buatku. Rasanya senang, tapi juga sadar masih banyak yang harus dipelajari. Semoga ini bisa jadi motivasi untuk terus belajar dan berkembang,” ujar Riris dengan penuh semangat.
Riris juga membagikan suka dukanya selama mengikuti kompetisi. Di balik kegembiraannya, ia mengakui sempat merasa kurang percaya diri karena harus bersaing dengan peserta lain yang memiliki kemampuan tinggi. Namun, proses yang ia jalani menjadi pelajaran penting.
“Yang terpenting adalah prosesnya, bukan hanya hasilnya. Pengalaman ini mengajarkan aku untuk terus berusaha dan tidak mudah menyerah,” tambahnya.
Keberhasilan Riris menjadi bukti nyata bahwa pendidikan digital yang dikembangkan oleh UICI mampu membuka peluang bagi mahasiswa untuk mengukir prestasi internasional, bahkan sambil berdomisili di luar negeri. Saat ini, Riris tinggal di Hokkaido, Jepang, dan berhasil menjalankan perkuliahan secara daring sambil bekerja.
Prestasi ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan potensi diri di bidang akademik maupun lintas budaya. Semangat Riris membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih mimpi besar. (Har/RB)















