TANGERANG, RUBRIKBANTEN — ASTRA Infra Toll Road Tangerang–Merak (ASTRA Tol Tamer) kembali menegaskan perannya bukan sekadar sebagai pengelola jalan tol, tetapi sebagai penggerak budaya keselamatan dan roda ekonomi daerah. Melalui Road Safety Campaign & Fun Rally bertajuk “Safe Journey, Safe Together”, ASTRA Tol Tamer mengajak berbagai pihak membangun ekosistem berkendara aman demi keselamatan pengguna jalan sekaligus keberlanjutan pariwisata Banten.
Ruas Tol Tangerang–Merak memiliki posisi strategis sebagai urat nadi mobilitas masyarakat, distribusi logistik nasional, hingga akses utama menuju destinasi wisata unggulan Banten seperti Anyer–Carita, Tanjung Lesung, Ujung Kulon, dan kawasan budaya Baduy. Karena itu, peningkatan kesadaran dan disiplin berkendara menjadi faktor krusial dalam menjaga keselamatan perjalanan dan kepercayaan wisatawan.
Direktur Operasional ASTRA Tol Tamer, Rinaldi, menegaskan bahwa keselamatan berkendara bukan sekadar soal kepatuhan pada aturan lalu lintas, melainkan budaya kolektif yang harus dibangun bersama.
“Keselamatan bukan hanya soal rambu dan kecepatan. Ini tentang kebiasaan, kesadaran, dan kepedulian kita satu sama lain. Satu perjalanan yang aman bisa menggerakkan banyak kehidupan UMKM, pelaku wisata, hingga industri kreatif di Banten,” ujarnya.
Ia menambahkan, kampanye ini menjadi semakin relevan menjelang periode Natal dan Tahun Baru, saat lonjakan volume kendaraan berpotensi meningkatkan risiko kecelakaan. Karena itu, edukasi keselamatan perlu diperkuat dan disampaikan secara kolaboratif.
Sesi edukasi dipandu moderator dari NTMC Korlantas Polri dan menghadirkan para praktisi keselamatan dari berbagai latar belakang. Sony Susmana, Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menekankan bahwa akar keselamatan berkendara terletak pada pola pikir pengemudi.
“Kecelakaan umumnya bukan karena kecepatan, tetapi karena kurangnya antisipasi risiko. Keselamatan selalu berawal dari diri sendiri,” tegasnya.
Pandangan tersebut diperkuat oleh Ine Rosdiana, pembalap sekaligus penggiat keselamatan berkendara. Menurutnya, kemampuan teknis mengemudi tidak akan berarti tanpa pengendalian diri.
“Di jalan tol, kita melaju cepat tanpa tahu kondisi pengemudi lain. Karena itu, kontrol diri, menjaga jarak, dan kewaspadaan harus lebih kuat dibandingkan saat di sirkuit,” jelas Ine.
Dari sisi teknologi kendaraan, Gesang Pranoto, Technical Support Specialist Auto2000, mengingatkan bahwa fitur keselamatan modern hanya efektif jika diimbangi kewaspadaan pengemudi.
“Peralihan budaya mengemudi ke kendaraan elektrik membawa tantangan baru. Pastikan kendaraan selalu layak jalan dan seluruh sistem keselamatan berfungsi, karena dampaknya langsung pada keamanan perjalanan,” ujarnya.
Diskusi kemudian mengerucut pada dampak luas keselamatan jalan terhadap pergerakan ekonomi daerah. Ashok Kumar, Ketua PHRI Banten, menegaskan bahwa keamanan perjalanan memiliki hubungan langsung dengan daya tarik pariwisata.
“Keselamatan di jalan tol adalah tanggung jawab bersama. Ketika perjalanan aman dan terprediksi, kepercayaan wisatawan meningkat. Dampaknya terasa hingga sektor perhotelan, kuliner, dan UMKM di Banten,” katanya.
Selain talkshow, rangkaian kegiatan juga diisi dengan apresiasi Ecopreneur Competition, sebagai bentuk dukungan terhadap inovasi berkelanjutan dan solusi ramah lingkungan di sektor transportasi dan pariwisata.
ASTRA Tol Tamer juga memberikan penghargaan kepada pengguna jalan setia dari berbagai golongan kendaraan sebagai wujud apresiasi atas kepercayaan dan dukungan terhadap layanan jalan tol.
Menutup rangkaian acara, Rinaldi berharap kampanye ini menjadi pemicu lahirnya budaya baru di jalan tol.
“Kami ingin menumbuhkan ‘Budaya Peduli, Budaya Tertib, dan Budaya Selamat’. Dengan kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, Tol Tangerang–Merak diharapkan semakin aman, nyaman, dan memberi manfaat luas bagi pengguna jalan, pelaku usaha, hingga masyarakat lokal yang menggantungkan hidup pada pariwisata Banten,” pungkasnya.















