SERANG, RUBRIKBANTEN – Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI, Mira Riyati Kurniasih, melontarkan pernyataan tegas saat meninjau Sungai Gus Ipul di Desa Talaga, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (3/5/2025). Ia menekankan bahwa pemberdayaan sosial bukan sekadar wacana atau seremoni, melainkan harus diwujudkan dalam aksi nyata dan kolaborasi lintas sektor.
“Kementerian dan lembaga tidak bisa kerja sendiri-sendiri. Konsepnya sudah jelas, tinggal kemauan bersama untuk menjalankannya di lapangan,” ujar Mira, menyindir praktik pembangunan yang selama ini kerap mandek di tataran seremonial.
Desa Talaga, yang telah menerima berbagai intervensi program dari sejumlah kementerian dan lembaga, ditunjuk sebagai lokasi studi banding sekaligus desa percontohan. Melalui program Rumah Sejahtera Terpadu (RST), Kemensos berupaya memperbaiki kualitas hunian dan lingkungan warga demi tercapainya kesejahteraan yang berkelanjutan.
“Kalau kata Pak Menteri, langkah kecil yang sehat bisa berdampak besar. Dan Desa Talaga punya peluang besar jadi lokomotif desa mandiri berbasis wisata dan ekonomi rakyat,” lanjutnya.
Namun, Mira tak menutup mata terhadap tantangan. Ia menegaskan pentingnya kesiapan pemerintah desa dan perangkatnya dalam menjalankan sistem yang terintegrasi. Tanpa itu, kata dia, segala bentuk intervensi hanya akan jadi buang-buang anggaran.
“Pengelolaan sampah, potensi sungai sebagai daya tarik wisata, hingga administrasi keuangan — semuanya harus siap. Jangan setengah-setengah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Talaga, Embay Solihin, mengaku bersyukur atas perhatian yang terus-menerus diberikan oleh Kemensos. Ia menyampaikan bahwa program RST telah terealisasi sebagian besar, meskipun ada kendala di beberapa titik akibat terbatasnya anggaran.
“Soal MCK, sudah rampung. Tahun ini asesmen 2025 juga sudah kita selesaikan bersama pendamping,” ungkap Embay.
Ia menambahkan bahwa ke depan, Desa Talaga berkomitmen membangun sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan berbagai pihak demi menjadikan desanya benar-benar mandiri dan berdaya.
“Kami tidak ingin ini hanya berhenti di proyek. Kami ingin Talaga benar-benar naik kelas menjadi desa mandiri yang bisa jadi rujukan nasional,” pungkasnya.















