Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Banner Atas Rubrik Banten
BantenBeritaDaerahHukum dan KriminalKabupaten SerangKementerianNasionalOrganisasiPemerintahPendidikanPolitikSosial

Karang Taruna Sigedong Kritik Pembentukan Koperasi Merah Putih: Minim Sosialisasi, Rakyat Tak Dilibatkan

197
×

Karang Taruna Sigedong Kritik Pembentukan Koperasi Merah Putih: Minim Sosialisasi, Rakyat Tak Dilibatkan

Sebarkan artikel ini

SERANG, RUBRIKBANTEN – Pengurus Karang Taruna Desa Sigedong, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, melontarkan kritik tajam terhadap pemerintah desa terkait minimnya sosialisasi sejumlah program strategis. Salah satu sorotan utama adalah proses pembentukan Koperasi Merah Putih (KMP) yang dinilai tidak melibatkan masyarakat secara menyeluruh.

Deni, salah satu pengurus Karang Taruna, menyayangkan kurangnya transparansi dalam pembentukan KMP yang semestinya menjadi ruang partisipatif bagi warga.

“Dari Inpres Nomor 9 Tahun 2025 itu kan harus disosialisasikan kepada seluruh masyarakat. Tapi selama ini, saat musyawarah desa khusus (musdesus) pun banyak warga tidak dilibatkan, bahkan tidak tahu-menahu soal programnya,” ujar Deni kepada wartawan.

Selain KMP, Deni juga menyinggung program lain seperti pembentukan bank sampah yang dinilai dilakukan secara diam-diam tanpa komunikasi terbuka.

“Sama saja, tidak ada sosialisasi, masyarakat seperti mendapat perlakuan silent treatment,” tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Desa (Sekdes) Sigedong, Mariyani, mengakui adanya kekurangan dalam penyampaian informasi. Ia menyebut sosialisasi telah dilakukan melalui para Ketua RT, namun rendahnya partisipasi warga menjadi tantangan tersendiri.

Baca juga:  Gubernur Andra Soni Siap Hadiri Rakernas BEM SI di Untirta, Janji Dukung Gerakan Moral Mahasiswa dan Kembangkan Trans Banten

“Sosialisasi itu sudah dilakukan lewat RT. Tapi saat diminta hadir ke kantor desa, banyak yang tidak datang. Mungkin hanya yang sudah masuk data yang kemudian direkrut,” jelas Mariyani.

Saat ditanya lebih lanjut apakah hal ini menunjukkan adanya kelemahan dalam proses sosialisasi, Mariyani tak menampik.

“Mungkin itu sih kekurangannya,” ungkapnya.

Minimnya komunikasi dua arah antara pemerintah desa dan masyarakat menjadi perhatian serius. Warga dan kalangan pemuda berharap, ke depan setiap program desa dilakukan secara terbuka, inklusif, dan partisipatif agar tidak menimbulkan kesan eksklusif dan mengabaikan kepentingan masyarakat luas.

Example 120x600
Untitled-1

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan Rubrik Banten