CILEGON, RUBRIKBANTEN — Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, pemandangan kurang sedap justru menyambut para pengguna jalan di Kota Cilegon. Ceceran tanah liat dari armada truk angkutan material Proyek Pembangunan Gedung Perpustakaan Cilegon terlihat mengotori ruas jalan nasional, tepatnya di kawasan Pertigaan Bank BJB hingga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Keluhan pun mengalir dari warga.
“Katanya merdeka, kok kami pengguna jalan yang patuh bayar pajak ke negara masih terganggu oleh ceceran tanah liat di jalan raya?” sindir Baki, seorang pengendara yang melintas, Jumat (15/8/2025) malam.
Pantauan di lapangan menunjukkan ceceran tersebut masih terlihat jelas, menciptakan kontras yang mencolok terhadap semangat estetika kota menjelang hari kemerdekaan.
Erlan Danial, warga Link. Priuk, menegaskan bahwa sumber tanah liat itu diduga kuat berasal dari aktivitas truk proyek yang keluar-masuk lokasi pembangunan.
“Ya dari mana lagi kalau bukan dari proyek. Kalau gak ada proyek mah bersih. Padahal sudah ditegur dan masuk media, tapi kenapa SOP UU LLAJ Nomor 22 Tahun 2009 belum benar-benar dijalankan? Masa yang dibersihkan cuma dari BJB ke kawasan perkantoran? Jalan nasional tuh kotor semua. Kenapa nggak libatkan warga setempat untuk bersihkan?” keluhnya.
Ia pun berharap kontraktor lebih profesional, mengingat dampak tanah liat yang bisa berubah jadi lumpur saat hujan dan mengeras di cuaca panas, membahayakan sekaligus mengganggu kenyamanan berkendara.
“Kontraktor harus profesional. Dinas terkait dan Satlantas harus tegas, jangan tunggu ada korban baru bertindak. Ambil langkah preventif, tegur kontraktornya,” tegas Erlan.
Hingga berita ini diturunkan, ceceran tanah liat tersebut masih terlihat, sementara warga menunggu langkah nyata dari pihak terkait untuk membersihkan dan memastikan keselamatan jalan nasional di jantung Kota Cilegon.















