CILEGON, RUBRIKBANTEN – Presiden Presidium Fron Tanduk Hitam, Mulyadi Sanusi atau yang akrab disapa Cakmul, angkat bicara terkait isu pencemaran udara akibat aktivitas flaring yang dilakukan oleh PT Lotte Chemical Indonesia (LCI). Ia menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas udara yang terdampak kegiatan industri di wilayah Cilegon.
Cakmul menekankan bahwa pembakaran gas atau flaring semestinya terekam oleh sistem pemantauan kualitas udara, khususnya melalui Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU). “Hasil penelitian ISPU itu seharusnya bisa merekam. Apakah pembakaran flaring itu masih di bawah ambang batas dan masih tergolong normal. Tapi kalau sudah mendekati atau bahkan melewati ambang batas, itu jadi persoalan serius,” ujar Cakmul.
Ia meminta agar pihak terkait, baik pemerintah maupun perusahaan, transparan dalam menyampaikan data ISPU kepada masyarakat. Menurutnya, keterbukaan informasi ini penting demi menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat sekitar.
Lebih lanjut, Cakmul menegaskan bahwa Fron Tanduk Hitam akan terus mengawal isu-isu lingkungan di Cilegon, terutama yang menyangkut dampak aktivitas industri besar seperti PT LCI. Ia juga mendesak agar dilakukan audit lingkungan secara independen untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang merugikan publik.















