CILEGON, RUBRIKBANTEN — Forum Wartawan Kebudayaan (FORWARD) menilai program pengajian rasional yang dikembangkan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Cilegon sebagai kerja kebudayaan strategis dalam merawat nalar publik serta membangun kesadaran masyarakat yang kritis, beradab, dan berpengetahuan.
FORWARD mengapresiasi konsistensi Muhammadiyah Cilegon yang menggelar pengajian hampir setiap hari, dengan intensitas rata-rata lima kali dalam sepekan. Menurut FORWARD, aktivitas tersebut tidak semata-mata bersifat ritual keagamaan, melainkan menjadi intervensi kultural yang penting di tengah derasnya arus informasi dan hiburan yang kerap sarat muatan mistik, tahayul, dan irasionalitas.
“Pengajian rasional yang dilakukan Muhammadiyah Cilegon merupakan praktik dakwah yang sekaligus menjadi kerja kebudayaan. Ia berfungsi menjaga masyarakat agar tetap berpijak pada akal sehat, ilmu pengetahuan, dan nilai-nilai kemanusiaan,” ujar Ketua FORWARD, Rizal Arif Baihaqi, Rabu (24/12/2025).
FORWARD menilai, membanjirnya narasi sensasional dan mistik di ruang publik—baik melalui tayangan televisi, platform digital, maupun produk hiburan populer—menjadikan penguatan literasi keagamaan berbasis nalar sebagai kebutuhan mendesak. Dalam konteks tersebut, Muhammadiyah Cilegon dinilai telah mengambil peran strategis dalam menjaga kualitas berpikir masyarakat.
Lebih jauh, FORWARD menekankan bahwa pengajian rasional memiliki dampak jangka panjang terhadap pembentukan budaya berpikir warga, termasuk dalam menyikapi persoalan sosial, kebangsaan, hingga dinamika lokal di Kota Cilegon.
“Rasionalitas dalam beragama akan melahirkan warga yang tidak mudah terprovokasi, tidak terjebak pada tahayul, serta mampu membaca persoalan secara objektif. Ini penting bagi kesehatan kebudayaan dan demokrasi di tingkat lokal,” jelas Rizal.
FORWARD juga melihat potensi pengajian rasional sebagai ruang dialog publik yang produktif, di mana nilai-nilai keislaman, kebudayaan, dan kebangsaan dapat bertemu secara setara dan saling menguatkan.
Atas dasar itu, FORWARD mendorong agar praktik dakwah pencerahan yang dijalankan Muhammadiyah Cilegon terus diperluas dan dapat menjadi rujukan bagi komunitas keagamaan, budaya, maupun pendidikan dalam membangun masyarakat yang berpengetahuan dan berkesadaran.
“Ketika agama dijalankan secara rasional dan berkeadaban, ia tidak hanya membimbing umat, tetapi juga menumbuhkan kebudayaan yang sehat,” pungkas Rizal.















