CILEGON, RUBRIKBANTEN – Di tengah gemerlapnya geliat investasi industri yang kian pesat, sebuah pertanyaan tajam menggema dari Aula DPRD Kota Cilegon, Rabu (10/7/2025). Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) PCNU Kota Cilegon menggelar dialog publik yang menggugah kesadaran kolektif: Apakah pertumbuhan ekonomi Cilegon benar-benar dirasakan adil oleh warganya?
Dialog bertajuk “Peran Investasi Industri Terhadap Keadilan Sosial di Kota Cilegon” ini menghadirkan berbagai elemen masyarakat, akademisi, serta tokoh agama. Acara tersebut menjadi wadah refleksi kritis atas wajah pembangunan Cilegon yang dinilai timpang antara kemajuan fisik dan kesejahteraan sosial.
Mahtuhajmain, salah satu tokoh sentral dalam forum tersebut, menyampaikan kegelisahannya terhadap fenomena yang terjadi di balik kemajuan kota. Menurutnya, Cilegon boleh jadi moncer di mata investor nasional dan mancanegara, namun belum tentu demikian bagi warganya sendiri.
“Cilegon ini dikenal sebagai kota industri. Banyak investor datang menanamkan modalnya. Di satu sisi, ini prestasi. Tapi di sisi lain, apakah pembangunan itu membawa rasa keadilan sosial? Apakah masyarakat lokal dilibatkan dan merasakan manfaatnya?” tegas Mahtuhajmain di hadapan peserta dialog.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa LAKPESDAM PCNU tak tinggal diam. Lembaga ini, kata dia, akan terus menyuarakan aspirasi masyarakat agar Cilegon tak hanya menjadi simbol pertumbuhan ekonomi, tapi juga kota yang menjunjung tinggi nilai keadilan dan kemanusiaan.
“Kami terpanggil untuk menyadarkan dan melakukan advokasi bagi masyarakat. Cilegon harus dikenal tidak hanya sebagai kota industri, tapi juga kota yang adil dan manusiawi,” imbuhnya.
Dialog ini menjadi momen penting bagi warga dan pemangku kepentingan untuk duduk bersama, menyatukan visi demi pembangunan yang inklusif. Para peserta berharap pemerintah daerah dan pelaku industri membuka ruang partisipatif yang lebih luas, serta mengintegrasikan aspirasi warga dalam setiap proses pembangunan. (Abdila/RB)















