CILEGON, RUBRIKBANTEN – Selama ini Cilegon dikenal sebagai kota industri besar dan jasa, namun hingga kini belum memiliki sentra Industri Kecil Menengah (IKM) yang terstruktur. Akademisi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Aditya Trenggono, menilai keberadaan sentra IKM sangat penting agar Cilegon tidak hanya menjadi rumah bagi industri raksasa, tetapi juga menjadi pusat penguatan IKM yang mampu memberi pengaruh signifikan terhadap kebijakan daerah.
“Dalam dua atau tiga tahun ke depan, saya berharap bisa terbentuk sentra IKM, entah itu baja, plastik, komposit, atau bahkan limbah elektronik. Dengan adanya sentra itu, IKM bukan hanya menghasilkan produk, tetapi juga memiliki daya tawar dan keunggulan tersendiri,” ujar Aditya.
Menurutnya, di era sekarang banyak pelaku usaha maupun investor yang memilih berkolaborasi untuk membangun kekuatan bersama. Hal itu juga perlu ditiru oleh IKM di Cilegon agar memiliki posisi strategis di mata pemerintah maupun pasar.
“Kalau bergabung minimal 10 hingga 20 IKM, itu sudah bisa membentuk kekuatan besar. Dengan begitu, mereka bukan hanya sekadar berdagang, tapi juga bisa mempengaruhi kebijakan pembangunan di suatu kota,” tegasnya.
Lebih lanjut, Aditya menekankan pentingnya peran pemerintah dalam memfasilitasi kolaborasi tersebut, termasuk mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN) agar aktif terlibat dalam asosiasi profesi dan asosiasi industri.
“Pemerintah harus terbiasa dengan pola kolaborasi. ASN perlu bergabung dalam asosiasi profesi agar keilmuannya ter-update sesuai perkembangan ekonomi dan pembangunan. Kalau bisa, membership-nya difasilitasi pemerintah. Dengan begitu, ada koneksi nyata antara birokrasi, dunia industri, dan komunitas,” paparnya.
Aditya meyakini, jika Cilegon mampu membangun sentra IKM, maka kota ini akan memiliki keunikan dan keunggulan tersendiri yang membedakannya dari daerah lain, sekaligus memperkuat posisinya sebagai pusat industri nasional.
