CILEGON, RUBRIKBANTEN –Kementerian Agama (Kemenag) Kota Cilegon menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi warung makan untuk tetap beroperasi pada siang hari selama bulan Ramadan. Kota Cilegon yang dikenal sebagai kota transit bagi banyak pelancong diibaratkan seperti rest area, sehingga diberikan kelonggaran bagi mereka yang sedang dalam perjalanan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kasubag TU Kemenag Kota Cilegon, Munirudin, menegaskan bahwa pihaknya tidak merekomendasikan larangan operasional warung makan pada siang hari selama Ramadan. Menurutnya, keberadaan Cilegon sebagai kota transit membuat banyak orang dalam perjalanan yang berhak mendapatkan rukhsah atau keringanan dalam menjalankan ibadah puasa.
“Kota Cilegon itu posisi tempat transit orang yang sedang berada di perjalanan, silakan boleh tidak berpuasa, ada rukhsah,” ujar Munir saat dikonfirmasi melalui sambungan telphon seluler, Senin (3/3/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa sejak tahun ke tahun, Kemenag Cilegon tidak pernah mengeluarkan larangan terkait operasional warung makan pada siang hari di bulan Ramadan.
“Kalau pandangan saya, mengibaratkan Kota Cilegon ini seperti rest area, banyak orang yang sedang melakukan perjalanan,” katanya.
Selain dari pada itu, Munirudin mengingatkan bahwa pemilik warung makan tetap perlu menghargai umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menutup warung menggunakan tirai atau mengatur jam operasional agar tidak mencolok.
“Ya, warung makan itu bisa ditutup dengan tirai atau dibatasi jam operasionalnya,” ucapnya.
Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam di Cilegon, agar tetap menjaga suasana kondusif dan penuh toleransi selama Ramadan.
“Untuk umat Muslim yang sudah baligh wajib berpuasa. Mari kita tingkatkan ibadah kita selama bulan Ramadan,” pungkasnya.
