CILEGON, RUBRIKBANTEN — Pemerintah Kota Cilegon menggandeng PT Surya Segara Hana dalam sebuah kerja sama strategis untuk melatih pemuda-pemudi lokal menjadi spesialis penanganan kebocoran gas berbahaya. Program ini menjadi langkah antisipatif mengingat banyaknya industri kimia di Cilegon yang memiliki potensi risiko tinggi.
Wali Kota Cilegon, Robinsar, menegaskan pentingnya pelatihan ini sebagai bagian dari mitigasi bencana sekaligus peningkatan kompetensi tenaga kerja lokal.
“Ini kerja sama yang telah dimoukan antara Pemkot dan PT Surya dalam rangka mitigasi kebocoran gas. Kita latih anak-anak muda agar memiliki pengalaman dan bekal keterampilan dari BLK sebagai sarana untuk masuk ke industri di Kota Cilegon,” ujar Robinsar.
Menurutnya, Cilegon memiliki banyak pabrik gas kimia yang rentan terhadap kebocoran dan insiden berbahaya. Oleh karena itu, selain menyiapkan langkah tanggap darurat, Pemkot juga mempersiapkan sumber daya manusianya secara khusus.
“Pengangguran terjadi karena minimnya kompetensi. Kita minta pihak perusahaan agar menerima tenaga kerja yang sudah memiliki bekal keahlian. Untuk itu, kita siapkan SDM-nya,” tegasnya.
Pelatihan tahap pertama (batch pertama) telah diikuti oleh 40 peserta, dan akan dilanjutkan ke batch kedua dengan jumlah yang sama. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari dengan fokus khusus pada penanganan kebocoran gas.
Sementara itu, Direktur PT Surya Segara Hana, Suryadinata, menyebut bahwa inisiatif pelatihan ini berangkat dari keprihatinan terhadap keterlibatan vendor luar daerah dalam penanganan gas berbahaya.
“Selama ini yang menangani isu gas berbahaya adalah vendor luar. Kami berpikir, kenapa tidak memberdayakan pemuda Cilegon sendiri?” katanya.
Suryadinata menyebut pelatihan ini digawangi oleh dua praktisi senior yang telah memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang gas dan sudah diverifikasi untuk pengajuan sebagai instruktur gas profesional.
“Pelatihan ini sudah kami rencanakan sejak jauh hari. Batch pertama sudah berjalan dengan 40 peserta, dan akan dilanjutkan ke batch kedua,” pungkasnya.
Program ini diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja lokal yang siap pakai, memiliki spesialisasi tinggi, serta mampu merespons cepat situasi darurat yang mungkin timbul di kawasan industri Kota Cilegon.















