CILEGON, RUBRIKBANTEN – Sebuah terobosan kreatif dan sarat makna lahir dari semangat kemandirian dan keberlanjutan di Kota Cilegon. Pada 14 Maret 2025, Koperasi Konsumen Krakatau Baja Trikora resmi meluncurkan sektor Industri Kecil Menengah (IKM) baru bertajuk IKM Steel, Wood, dan Plastic “Buyut Cilegon”, yang fokus pada pengolahan bahan baku daur ulang besi bekas, kayu bekas, dan plastik bekas menjadi produk bernilai tinggi.
Dengan mengusung prinsip Reuse, Reduce, Recycle (3R), IKM “Buyut Cilegon” bukan hanya menjadi pionir dalam pengolahan limbah menjadi produk fungsional, tapi juga membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat. Ketua Koperasi, M. Ibrohim Aswadi, menyampaikan bahwa sektor ini telah menghasilkan beragam produk, seperti alat-alat pertanian (cangkul, kored, linggis), alat dapur (golok, pisau), alat bangunan, hingga kerajinan tangan dan suvenir landmark Kota Cilegon dari kayu dan plastik bekas.
“Cilegon itu gudangnya bahan baku,” tegas Ibrohim.
Ia optimis, dengan ketersediaan bahan melimpah dan komitmen pembinaan dari pemerintah dan industri, Cilegon mampu menjadi pusat pertumbuhan IKM berbasis hilirisasi industri.
Harapan besar juga dititipkan pada peran stakeholder, mulai dari pemerintah, akademisi, pelaku usaha hingga industri, untuk membentuk blueprint besar hilirisasi IKM Cilegon ke depan.
Tak berhenti sampai di situ, Ibrohim juga menginisiasi lahirnya Dewan Kerajinan IKM Baja Cilegon Juara, sebagai wadah silaturahmi, pertukaran ide dan inovasi antar pelaku IKM. Tujuannya jelas: menjadikan IKM sebagai motor penggerak ekonomi kreatif, mandiri, dan berdaya saing global.
“Buyut Cilegon bukan sekadar sektor IKM. Ini adalah simbol kebangkitan ekonomi rakyat dari limbah menjadi emas. Dari Cilegon untuk Indonesia, bahkan dunia,”tutup Ibrohim penuh semangat.















