CILEGON, RUBRIKBANTEN – Pemerintah Kota Cilegon resmi mengumumkan langkah besar menuju panggung budaya dunia melalui gelaran “Budaye Cilegon Fest & International Folk Arts 2025”, yang akan berlangsung pada 6–11 Agustus 2025 mendatang. Event akbar ini diawali dengan rapat koordinasi yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Cilegon bersama para pemangku kepentingan kebudayaan pada Jumat, 4 Juli 2025.
Festival ini menjadi inisiasi langsung dari Wali Kota Cilegon, Robinsar, dan Wakil Wali Kota, Fajar Hadi Prabowo, yang mengusung semangat diplomasi budaya dan promosi kekayaan lokal kepada masyarakat internasional. Tak tanggung-tanggung, delegasi seni dari lima negara – Indonesia, Korea Selatan, India, Rusia, dan Belgia – dipastikan turut ambil bagian dalam perhelatan budaya ini.
Sebagai mitra kultural utama, Dewan Kebudayaan Kota Cilegon (DKKC) akan memainkan peran strategis. Ketua DKKC, Ayatullah Khumaeni, menegaskan kesiapan lembaganya untuk bersinergi penuh dalam kurasi konten, seleksi pertunjukan, hingga fasilitasi jaringan komunitas.
“Agenda ini tidak hanya membawa nama baik Cilegon ke panggung dunia, tetapi juga menjadi ruang aktualisasi seniman dan penggiat budaya lokal,” ujar Ayatullah, Sabtu (5/7).
Menariknya, penyelenggaraan acara ini tidak akan menggandeng event organiser eksternal. Seluruh rangkaian kegiatan dirancang secara kolaboratif antara instansi pemerintah, komunitas budaya, hingga para relawan.
Rangkaian acara lima hari ke depan akan mencakup:
- Penampilan budaya antar negara
- Pertunjukan seni nusantara
- Eksplorasi kearifan lokal khas Cilegon
- Kunjungan budaya ke sekolah-sekolah dan fasilitas pendidikan
- Promosi pariwisata dan penguatan sektor ekonomi kreatif
Alun-Alun Kota Cilegon dipilih sebagai panggung utama, dengan titik kegiatan lainnya disebar di berbagai lokasi yang saat ini tengah difinalisasi.
Dalam waktu dekat, DKKC akan kembali dilibatkan dalam rapat lanjutan guna membahas lebih rinci peran dalam struktur panitia dan pengelolaan konten.
“Kami siap menyambut agenda besar ini bukan hanya sebagai seremoni, tapi momentum penting untuk mengangkat budaya Cilegon ke ranah internasional,” pungkas Ayatullah. (*)















