SERANG, RUBRIKBANTEN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinas Kesehatan terus memperkuat komitmen dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kesehatan. Salah satu langkah strategis yang kini digencarkan adalah pemerataan tenaga dokter spesialis hingga ke wilayah selatan Banten, seperti Pandeglang dan Lebak.
Upaya ini dilakukan melalui kerja sama sinergis dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Banten, yang akan menjadi mitra utama dalam mencetak sekaligus mendistribusikan dokter spesialis ke berbagai daerah.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti menegaskan hal tersebut dalam acara Pelantikan Pengurus IDI Wilayah Banten Masa Bakti 2025–2028 di Pendopo Gubernur Banten, Kawasan KP3B, Kota Serang, Rabu (22/10/2025).
“Langkah ini merupakan implementasi program prioritas Gubernur Banten Andra Soni dan Wakil Gubernur Achmad Dimyati Natakusumah melalui program Faskin Kita, dengan fokus utama peningkatan kapasitas, jumlah, dan sebaran tenaga dokter, terutama dokter spesialis,” ungkap Ati.
Ati menjelaskan, ada dua jalur yang disiapkan Pemprov Banten untuk mencetak dokter spesialis, yakni melalui universitas dan sistem rumah sakit berbasis pendidikan (hospital-based study).
“Saat ini, lima fakultas kedokteran di wilayah Banten tengah bersiap membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). Sistem hospital-based study memungkinkan dokter umum yang bekerja di rumah sakit tetap mendapatkan penghasilan sembari menempuh pendidikan spesialis,” ujarnya.
Salah satu rumah sakit yang akan menjadi pusat pendidikan tersebut adalah RSUD Kabupaten Tangerang, yang disiapkan untuk mendidik calon dokter spesialis anak. Setiap rumah sakit nantinya akan memiliki fokus bidang spesialis berbeda, dan ditargetkan mulai berjalan pada tahun 2026.
Selain itu, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) juga tengah didorong untuk membuka dua hingga tiga program spesialisasi pada tahun 2026 atau 2027. Langkah ini diiringi dengan pemetaan kebutuhan tenaga dokter di wilayah selatan Banten agar distribusi layanan kesehatan menjadi lebih merata.
“Kami sudah memetakan kebutuhan tenaga dokter di Pandeglang dan Lebak. Dengan dukungan IDI, kami optimis Banten akan semakin sehat melalui pemerataan tenaga medis dan peningkatan mutu pelayanan,” tutur Ati.
Sementara itu, Ketua IDI Wilayah Banten terpilih masa bakti 2025–2028, dr. Moch. Rifky, menyatakan kesiapannya berkolaborasi dengan Pemprov Banten dalam mewujudkan pemerataan tenaga kesehatan di seluruh kabupaten dan kota.
“Ada sekitar 13 ribu dokter di Banten, dan kami siap memastikan para dokter ini melayani masyarakat secara merata, tidak hanya terkonsentrasi di Tangerang,” ujar Rifky.
Menurutnya, IDI Banten yang menaungi 34 perhimpunan dokter spesialis siap membantu pemerintah mengisi kekurangan dokter spesialis di daerah-daerah.
“Kami akan mendorong fakultas kedokteran, terutama Untirta, agar dapat menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis. Jika Banten mampu mencetak dokter spesialis sendiri, maka penempatan tenaga medis sesuai kebutuhan daerah akan lebih mudah,” tambahnya.
Sinergi antara Pemprov Banten, Kementerian Kesehatan, universitas, dan organisasi profesi seperti IDI diharapkan mampu menciptakan Banten yang lebih sehat, mandiri, dan berdaya saing di bidang kesehatan.















