CILEGON, RUBRIKBANTEN — Provinsi Banten kembali mencuri perhatian nasional. Gubernur Banten Andra Soni secara tegas mengusulkan agar pelabuhan-pelabuhan di Banten diaktifkan sebagai pelabuhan ekspor-impor barang umum. Langkah strategis ini disebut sebagai kunci percepatan pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus mendorong tercapainya target 8 persen pertumbuhan ekonomi nasional.
Usulan tersebut disampaikan Gubernur Andra Soni dalam acara Peluncuran Jalur Logistik Multimoda Kereta Api dan Kapal Roro di Dermaga PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) Cilegon, yang juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Gubernur Andra Soni menegaskan bahwa Banten memiliki posisi strategis dalam sejarah dan jaringan logistik Indonesia. Keberadaan Selat Sunda, pelabuhan industri, serta kawasan usaha yang besar menjadi modal utama untuk memaksimalkan aktivitas ekspor-impor di wilayah ini.
Ia menilai selama ini tingginya ketergantungan pada Pelabuhan Tanjung Priok membuat biaya logistik nasional membengkak.
“Semua dibawa ke Tanjung Priok. Masyarakat mengalami kendala, biaya tinggi, kemacetan, dan lonjakan penggunaan bahan bakar subsidi. Ini membebani pemerintah,” jelasnya.
Dengan pelabuhan di Banten beroperasi sebagai pintu ekspor-impor, beban logistik nasional dapat ditekan, efisiensi meningkat, dan pendapatan daerah ikut terdongkrak.
Menko IPK AHY memberikan dukungan penuh terhadap inisiatif Gubernur Andra Soni. Ia menyebut Banten—khususnya Cilegon—sebagai rumah bagi industri strategis yang sangat penting bagi pembangunan nasional.
AHY menyampaikan bahwa penggunaan jalur kereta dan kapal Roro merupakan bagian penting dalam sistem logistik modern Indonesia.
“Kapal Roro KBS Cigading–Pelabuhan Panjang mampu angkut 300 truk atau 600 mobil kecil. Ini bukan hanya untuk baja, tapi juga kebutuhan pangan hingga kontainer bahan bakar,” ujar AHY.
Penggunaan kereta api pun dinilai dapat menekan masalah ODOL, meminimalisir kecelakaan, serta mempercepat distribusi logistik lintas daerah.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Muhammad Akbar Johan, menambahkan bahwa optimalisasi jalur kereta api akan memudahkan distribusi produk baja nasional.
Ia meyakini peningkatan fasilitas Pelabuhan KBS akan menarik industri baru masuk ke Banten.
“Dengan pemeriksaan dokumen barang dilakukan langsung di Cilegon, ini akan memberikan kontribusi nyata terhadap pendapatan daerah,” tegasnya.
Dengan dukungan pemerintah pusat, pelaku industri, dan infrastruktur multimoda yang kini mulai terintegrasi, Gubernur Andra Soni optimistis Banten akan menjadi salah satu poros perdagangan terbesar di Indonesia.
Langkah aktivasi pelabuhan bukan hanya soal efisiensi logistik, tetapi juga momentum kebangkitan ekonomi Banten.















