TANGERANG, RUBRIKBANTEN — Dalam suasana penuh semangat di Teras Kota BSD, Dompet Dhuafa merayakan dua dekade kiprah Institut Kemandirian (IK), program unggulan yang sejak 2005 telah konsisten menjadi benteng perlawanan terhadap pengangguran dan kemiskinan struktural.
Mengusung tema “20 Tahun Inspirasi Kebermanfaatan”, perayaan milad ini bukan sekadar seremoni nostalgia, melainkan momen refleksi sekaligus deklarasi untuk terus bergerak memberdayakan masyarakat lewat pendidikan keterampilan dan pelatihan vokasi yang terukur.
Dalam kurun 20 tahun, IK telah melatih lebih dari 8.600 peserta dari penjuru negeri, menyasar kalangan muda yang kesulitan mengakses pendidikan formal. Fokus pelatihannya meliputi teknik, tata rias, kuliner, hingga layanan masyarakat semua dirancang selaras dengan kebutuhan dunia industri dan potensi kewirausahaan.
Direktur IK, Abdurrahman Usman, menegaskan pentingnya pendidikan vokasi sebagai solusi konkret untuk memutus rantai kemiskinan.
“Kami ingin menjadi tempat anak-anak muda menemukan potensi terbaiknya. Pendidikan vokasi adalah jalan cepat keluar dari kemiskinan,” ujar Abdurrahman.
Dalam perayaan ini, IK meluncurkan dua terobosan digital:
- Pasukagercep.ID, platform penghubung antara lulusan IK dengan dunia kerja dan usaha.
- TEKUN (Training Lifecycle Management System), sistem digital untuk mengelola pelatihan secara end-to-end.
Kedua inovasi ini memperluas akses dan efisiensi program pemberdayaan yang telah dijalankan selama ini.
Salah satu bukti keberhasilan IK hadir dalam sosok Ratna Jumila (28), lulusan program Maternity Spa, yang kini tak hanya mandiri, tapi juga memberangkatkan rekan-rekannya bekerja di Qatar dan Arab Saudi.
“Pelatihan dari IK sangat membuka peluang. Harapan saya, angka pengangguran terus ditekan lewat program seperti ini,” ujarnya.
Diskusi bertajuk “0% Pengangguran” turut menguatkan agenda pemberdayaan dengan menghadirkan tokoh inspiratif seperti Dr. Baban Sarbana dan Perawati, menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci.
Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa, Ahmad Juwaini, menyebut Institut Kemandirian sebagai wujud nyata misi keadilan sosial lewat pendidikan keterampilan.
Direktur Program Pendidikan Dompet Dhuafa, Asep Herdiana, bahkan menyebut IK sebagai “pabrik solusi” atas pengangguran struktural yang masih membelit negeri ini.
Dengan pendekatan praktis, inovatif, dan humanis, Institut Kemandirian tak hanya mencetak tenaga kerja siap pakai, tetapi juga melahirkan generasi bermental tangguh dan mandiri, siap menyongsong masa depan yang lebih adil dan sejahtera.
Dompet Dhuafa menegaskan, pembangunan manusia tak boleh menunggu. Masa depan tanpa pengangguran adalah keniscayaan, bukan angan-angan.















