CILEGON, RUBRIKBANTEN – Alun-alun Kota Cilegon berubah menjadi lautan manusia dalam gelaran spektakuler bertajuk “Geger Budaya”, puncak acara Muharram Culture Fest 2025 yang resmi menutup rangkaian festival budaya selama sepekan terakhir.
Acara ini menjadi magnet ribuan pasang mata yang antusias menyaksikan ragam pertunjukan seni dari sanggar tari, komunitas kreatif, pelajar, hingga musisi tradisional yang memadukan pesona budaya lokal dengan semangat kekinian. Dari sore hingga malam, panggung tak pernah sepi: tarian memukau, teater menggelitik, pantomim, stand-up comedy, hingga musik tradisi menghentak suasana.
Ketua Panitia Muharram Culture Fest, Rizal Arif Baihaqi, menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh warga dan pelaku seni yang terlibat.
“Geger Budaya bukan sekadar penutup, ini lonceng kebangkitan seni budaya Cilegon. Kami ingin ini jadi tradisi tahunan yang terus hidup,” ujarnya berapi-api dalam sambutan penutupan.
Senada dengan itu, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Cilegon, Ayatullah Khumaeni, menegaskan bahwa kegiatan semacam ini bukan hanya hiburan, tapi bentuk nyata komitmen menjaga jati diri daerah.
“Ini bukan tontonan biasa. Ini pernyataan kuat bahwa Cilegon kaya budaya dan kita semua punya peran merawatnya,” tegasnya.
Tak hanya pentas seni, malam sebelumnya juga digelar Lomba Pawai Obor, di mana Ikatan Remaja Sumampir sukses menyabet juara utama dan memboyong Piala Bergilir Wali Kota Cilegon.
Pemerintah Kota Cilegon bersama Dewan Kebudayaan menutup acara dengan komitmen kuat untuk menjadikan Muharram Culture Fest sebagai agenda budaya tahunan, yang tidak hanya meriah secara visual, tapi juga sarat makna dan edukasi.
“Festival boleh berakhir, tapi semangat berkesenian dan berkebudayaan harus terus menyala,” tutup Rizal dengan penuh optimisme. (*)
