CILEGON, RUBRIKBANTEN – Suasana Kota Cilegon hari ini memanas seiring aksi refleksi yang digelar oleh Ikatan Mahasiswa Cilegon (IMC), yang menyoroti kinerja 100 hari pertama Wali Kota Robinsar dan Wakil Wali Kota Fajar Hadi Prabowo. Aksi ini menjadi momen evaluatif tajam terhadap duet kepemimpinan baru yang dinilai gagal menghadirkan perubahan konkret di tengah harapan besar masyarakat.
Dalam orasinya, Ketua Umum IMC, Ahmad Maki, menegaskan bahwa warga Cilegon lelah dengan janji manis yang tak berujung pada tindakan.
“Kota Cilegon memiliki potensi besar, namun masyarakatnya masih terbelenggu oleh persoalan dasar yang tak kunjung selesai. Kami bukan hanya menginginkan janji-janji, tetapi tindakan nyata yang menyentuh langsung kebutuhan warga,” tegas Ahmad Maki.
IMC secara terbuka mengkritik stagnasi kebijakan Pemerintah Kota yang dianggap tak menyentuh akar persoalan struktural. Mereka menyoroti masih buruknya layanan pendidikan dan kesehatan, tingginya angka pengangguran, kondisi infrastruktur yang memprihatinkan, serta kawasan kumuh yang belum tersentuh perbaikan, meskipun Cilegon dikenal sebagai kota industri dengan potensi ekonomi yang signifikan.
Aksi ini bukan hanya sekadar unjuk rasa, melainkan bentuk tekanan moral kepada pemerintah kota untuk tidak bersembunyi di balik wacana pembangunan. Mahasiswa mendesak agar dalam waktu dekat, Robinsar dan Fajar menunjukkan gebrakan nyata yang berpihak pada kebutuhan rakyat kecil, bukan sekadar agenda simbolik.
“Seratus hari pertama seharusnya jadi landasan untuk perubahan cepat dan terukur, bukan sekadar parade seremonial,” pungkas Ahmad Maki. (Abdillah/RB)
