CILEGON, RUBRIKBANTEN – Polemik permintaan jatah pengusaha lokal dalam proyek pembangunan pabrik baterai mobil PT Chandra Asri Alkali (CAA) yang sempat viral di media sosial, kini mendapat tanggapan dari pengusaha senior sekaligus Penasehat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon, Haji Habibudin.
Haji Habibudin atau akrab disapa Haji Habib, mengaku selama beberapa hari terakhir memilih untuk memantau dan menyerap masukan dari berbagai pihak sebelum memberikan pernyataan.
“Selaku penasehat saya harus hati-hati. Selama 3-4 hari ini saya hanya memantau masukan-masukan, baik dari lokal maupun pusat. Jadi sebagai pengurus senior di Kadin, tentu peran saya adalah menasihati dan memberi arahan. Kejadian di Chandra Asri itu murni spontanitas oknum, yang kemudian viral,” ujarnya, Jumat (16/5/2025).
Haji Habib mengakui bahwa dari sisi penyampaian, gaya bicara oknum tersebut mungkin kurang etis, namun ia menekankan bahwa esensinya adalah perjuangan untuk pengusaha lokal agar mendapat porsi yang proporsional.
“Tujuan utamanya adalah bagaimana pengusaha lokal mendapatkan porsi. Harap dimaklumi juga, dari situ kita bisa melihat karakter-karakter lokal. Karakter orang Banten, khususnya Cilegon, ya begitu adanya,” katanya.
Mantan Wakil Ketua Umum Kadin Provinsi Banten tiga periode itu menilai kejadian ini tidak perlu disikapi secara berlebihan, karena internal Kadin telah membentuk tim verifikasi untuk menindaklanjuti hal tersebut.
“Yang penting tidak korupsi, tidak membuat keonaran. Kalau pun itu ‘muf’ saja, bagian dari emosi sesaat. Saya harap ini tidak diperpanjang. Justru dari sini akan ada efek positif: SOP bisa dibentuk oleh walikota dan gubernur agar porsi pengusaha lokal diatur secara jelas oleh pemda,” tegasnya.
Ia juga memastikan bahwa pengurus Kadin yang hadir di lokasi proyek PT CAA tidak melakukan tindakan kekerasan maupun pengrusakan.
“Kami ingin masalah ini dianggap selesai,” katanya.
Sebagai Ketua Ginsi dan GPEI Banten, Haji Habib berharap agar dari peristiwa ini muncul hikmah, yakni terciptanya regulasi yang lebih adil untuk pengusaha lokal, demi menjaga iklim investasi yang kondusif di Provinsi Banten, khususnya Cilegon.
“Efek kepercayaan itu penting. Kalau sebelumnya belum ada regulasi yang jelas, mudah-mudahan dengan kejadian ini muncul aturan yang baik, sehingga ke depan tak ada lagi hal-hal yang dikhawatirkan investor,” harapnya.
Kadin Cilegon, lanjutnya, tetap menyatakan dukungannya terhadap keberadaan investor dan menghargai peran Kadin Pusat dalam menarik investasi ke Indonesia.
“Kami dukung penuh para investor. Wajar jika Kadin Indonesia ikut emosional karena merasa ikut menggiring investor ke sini. Tapi sekarang, mari kita jaga suasana tetap kondusif. Saya sebagai penasehat akan terus memberi arahan agar Kadin Cilegon tetap solid dan bersikap bijak,” pungkasnya.















