CILEGON, RUBRIKBANTEN – Memasuki hari ke-17 puasa Ramadhan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cilegon mengajak seluruh umat Islam untuk kembali mengecangkan ikat pinggang dalam meningkatkan kualitas ibadah. Sekretaris Jenderal MUI Kota Cilegon, KH. Sutisna Abas, mengingatkan bahwa memasuki paruh kedua Ramadhan, tantangan untuk tetap fokus beribadah semakin berat.
“Setelah melewati 15 hari pertama, biasanya mulai terasa berat. Kenapa? Karena pikiran sudah kemana-mana. Anak-anak sudah dibelikan baju baru apa belum, istri sudah dibelikan mukena apa belum. Lalu, pikiran mulai melayang ke persiapan mudik. Hal-hal ini bisa mengganggu konsentrasi ibadah para shoimin (orang yang berpuasa),” ungkap Sutisna saat dikonfirmasi, Senin (17/3/2025).
Oleh karena itu, MUI Cilegon mengimbau agar umat Islam tidak terlena oleh rutinitas duniawi yang mulai menyita perhatian.
“Saya mengajak seluruh umat Islam di Cilegon untuk kencangkan lagi ikat pinggangnya. Lewati 15 hari kedua Ramadhan ini dengan semangat ibadah yang lebih tinggi. Pikiran manusiawi itu boleh hadir, tapi jangan sampai mengurangi semangat kita dalam beribadah,” tegasnya.
Sutisna juga menekankan pentingnya meningkatkan tadarus Al-Qur’an, terutama pada fase kedua bulan suci ini. Menurutnya, pertengahan hingga akhir Ramadhan adalah waktu yang sangat mulia, karena pada saat itulah Al-Qur’an pertama kali diturunkan.
“Tadarus Al-Qur’an harus lebih digiatkan lagi. Allah menurunkan Al-Qur’an pada pertengahan bulan Ramadhan, tepatnya pada tanggal 17. Maka, memperbanyak membaca Al-Qur’an menjadi amalan utama di waktu-waktu ini,” jelasnya.
Selain itu, MUI Cilegon juga mengajak masyarakat tetap istiqomah dalam melaksanakan sholat tarawih berjamaah di masjid-masjid. Sutisna mengingatkan agar masjid-masjid tidak menjadi “besar” karena jamaahnya semakin berkurang.
“Jangan sampai masjid-masjid kita malah membesar karena jamaahnya semakin sedikit. Harusnya masjid ramai, penuh dengan jamaah yang antusias melaksanakan ibadah tarawih,” pungkas Sutisna. (*)















